Media Asing Bakal Liput Pilot Project Vaksinasi DBD di Balikpapan

Vaksinasi tersebut merupakan yang pertama di Indonesia.

Denada S Putri
Jum'at, 26 Januari 2024 | 09:00 WIB
Media Asing Bakal Liput Pilot Project Vaksinasi DBD di Balikpapan
Kepala Diskes Balikpapan, dr. Andi Sri Juliarty. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Kota Balikpapan ditetapkan sebagai pilot project pelaksanaan vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur (Kaltim). Vaksinasi tersebut berdasarkan Surat Keputusan (SK) Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik.

"Vaksinasi DBD adalah sebuah inovasi untuk pencegahan dan penanggulangan kasus DBD yang di inisiasi oleh Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Kota Balikpapan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan Andi Sri Juliarty, Jumat (26/01/2024).

Dia menyebutkan, pencegahan dan penanggulangan kasus DBD melalui vaksinasi merupakan yang pertama di Indonesia. Vaksin diberikan secara gratis oleh pemerintah kepada masyarakat.

Katanya, untuk pengadaan vaksin di anggarkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemprov Kaltim. Ia menjelaskan Kota Balikpapan sebagai pilot project menerima sebanyak 9.800 dosis.

Baca Juga:Operasi Pasar LPG 3 Kg di Balikpapan Diklaim Lancar, Siang Hari Antrean Berkurang

Tahapannya mulai Juni  2023, sebelum di launching  Pj Gubernur Kaltim pada 12 November di Gedung Kesenian Balikpapan, yang bertepatan dengan momentum Hari Kesehatan Nasional.

Menurutnya, vaksin sebanyak 9.800 dosis tersebut tentunya tidak mencukupi, sehingga harus dikaji agar tepat sasaran. Dalam kajiannya itu, Dinkes Balikpapan melihat rentan usia yang rawan terkena penyakit dari gigitan nyamuk aedes aegypty yaitu usia 5-14 tahun.

"Maka usia itu yang menjadi sasaran kami, dan untuk memudahkan prosesnya, kami cari tempat mereka berkumpul yaitu di sekolah," ungkapnya.

Dia mengemukakan, kajian itu belum selesai, setelah melihat usia dan menentukan tempat vaksin Diskes Balikpapan juga melihat tingginya kasus per kecamatan dari enam kecamatan yang ada di Kota Minyak.

Dari enam kecamatan itu yang paling tinggi ada di Kecamatan Balikpapan Utara, kemudian Balikpapan Tengah. Sri Juliarty menuturkan, pelaksanaan vaksinasi itu telah berjalan dan kini sudah mencapai 60 persen, kendati sempat terhenti beberapa saat yang disebabkan libur nasional.

Baca Juga:Balikpapan Hadapi Tantangan Ganda di Bidang Kesehatan

"Saat ini juga banyak orang tua murid dari kecamatan lain yang meminta vaksin DBD, tapi sesuai kesepakatan, kami menyasar di Balikpapan Utara dan Tengah terlebih dahulu," ucapnya.

Dia menambahkan, kasus DBD disebabkan kebiasaan warga yang menampung air, hal itu akibat belum meratanya pasokan air bersih. Serta suhu di Kota Balikpapan yang berkisar 25-30 derajat celcius menjadi wadah yang nyaman untuk berkembangnya nyamuk.

Dia menegaskan, guna mencegah berkembang biak nyamuk aedes aegypti, maka harus dilakukan pemberantasan terhadap  jentik-jentik.

"Pemberantasan jentik selain dengan menaburkan obat pembasmi jentik yaitu dengan menabur bubuk abate, Pemkot Balikpapan juga telah berinovasi melalui kelambu air dinilai cukup ampuh untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam wadah penampungan air sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak," jelasnya.

Dia menuturkan, pelaksanaan  pilot project vaksinasi DBD di Kota Balikpapan mendapat perhatian dari media asing yakni BBC asal London. Mereka akan datang untuk melihat langsung dan akan mewartakannya.

"Kami sudah komunikasi melalui zoom, kemungkinan di bulan Februari mereka akan datang," lugasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak