Perubahan Kepercayaan Kerajaan Kutai, dari Kerajaan Hindu Tertua hingga Kesultanan Islam

Kerajaan ini dibangun oleh Dinasti Sailendra dari Pulau Jawa.

Denada S Putri
Jum'at, 16 Februari 2024 | 17:30 WIB
Perubahan Kepercayaan Kerajaan Kutai, dari Kerajaan Hindu Tertua hingga Kesultanan Islam
Kerajaan Kutai. [Sejarahlengkap]

SuaraKaltim.id - Kerajaan Kutai merupakan satu di antara kerajaan di Indonesia yang mengalami perubahan kepercayaan dan agama.

Awalnya, kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan hindu tertua di Indonesia, kemudian di akhir pemerintahannya, kerajaan ini berubah menjadi Kesultanan dan rakyatnya beragama Islam.

Lantas bagaimana perubahan kepercayaan di kerajaan Kutai dari beragama Hindu hingga menjadi Islam?

Dikutip dari buku Kamus Bahasa Kutai, Kerajaan Kutai tercatat sebagai Kerajaan Hindu tertua di Indonesia, terletak di pedalaman Kalimantan Timur yang berpusat di Muara Kaman.

Baca Juga:Prabowo Bakal ke Kaltim, Silaturahmi dengan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura

Kerajaan ini dibangun oleh Dinasti Sailendra dari Pulau Jawa, sekitar tahun 400 Masehi disebut dengan Kerajaan Mulawarman.

Sebagai bukti sejarah adanya Kerajaan Mulawarman terdapat tujuh Prasasti yang disebut Yupa bertuliskan huruf Palawa dari bahasa Sanskerta.

Yupa merupakan tugu batu yang berfungsi untuk menambatkan hewan korban dalam upacara agama Hindu.

Raja pertama yang memerintah di Kerajaan Mulawarman adalah Kudungga yang mempunyai anak bernama Aswawarman.

Aswawarman memiliki seorang putra yang sangat terkenal, yaitu Sang Mulawarman.

Baca Juga:Sejarah dan Asal Usul Nama Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura

Kerajaan Kutai Hindu dikenal juga dengan Kutai Ing Martapura yang berdiri sejak abad ke-5 di pedalaman Mahakam, tepatnya di Muara Sungai Mahakam.

Sejak abad ke-14 berubah nama menjadi Kutai Kartanegara. Setelah menyatu dengan Kerajaan
di Pantai Pesisir menjadi Kutai Kartanegara Ing Mardipura pada abad ke-17.

Kerajaan Kutai Hindu terakhir yang memerintah adalah raja kelima Adji Pangeran Temenggung Baya Baya, tahun 1475-1525.

Pada pemerintahan raja keenam, Adji Raja Mahkota (1525­-1600) mulai memeluk agama Islam dan masih termasuk ke dalam Kutai Lama.

Terdapat bukit sejarah berupa makam dua raja, yaitu Raja Adji Mahkota dan Raja Adji Dilanggar (1600 -1605) yang tercatat sebagai raja ketujuh.

Kawasan makam ini termasuk wilayah ibukota Kerajaan Kutai yang berkedudukan di Jaitan Layar atau kira-kira di kampung Kutai Lama yang saat ini, termasuk dalam wilayah Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai.

Sejak pemerintah raja keenam ini, agama Islam menjadi agama mayoritas masyarakat Kutai.

Pemerintah kesultanan berakhir pada masa pemerintah Adji Raja Muhammad Parikesit (1920-1960).

Beliau membangun Mesjid Jami Hasanuddin di atas Istana Sultan Kutai, yang sekarang menjadi Museum Mulawarman.

Hingga tahun 1959 daerah Kutai masih merupakan daerah istimewa. Saat ini statusnya telah menjadi sebuah kabupaten, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara yang berpusat di Tenggarong.

Saat ini, Kota Tenggarong mayoritas dihuni orang Kutai dan Penduduk lainnya adalah suku Dayak, Banjar, Bugis, dan Jawa.

Kontributor: Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini