SuaraKaltim.id - Sungai Mahakam merupakan sungai terbesar di Kalimantan Timur yang memiliki panjang mencapai 920 km dengan lebar 300-500 meter.
Sungai Mahakam ini memliki banyak anak sungai yang sebagian terbentuk akibat peristiwa yang pernah terjadi di daerah tersebut.
Salah satunya ada sebuah legenda yang beredar di masyarakat Kalimantan Timur. Kala itu di sekitar hulu Sungai Mahakam, terdapat sebuah pondok besar yang dihuni oleh tiga orang bersaudara.
Saudara tertua seorang gadis bernama Siluq, saudara kedua bernama Ayus, serta yang paling bungsu bernama Ongo.
Baca Juga:Misterius, Pesut Mahakam Berusia 25 Tahun Ditemukan Mati
Mereka memiliki tabiat dan keahlian yang berbeda-beda, kecuali si bungsu yang masih kecil.
Siluq adalah gadis yang gemar melakukan bebelian atau beritual adat dan bedewa (memuja dewa) untuk mencari kesaktian.
Hampir setiap hari dan malam hari gadis itu bersemedi sehingga terkadang lupa makan dan minum.
Sementara itu, Ayus adalah seorang remaja lelaki yang ceroboh dan suka mencampuri urusan kakaknya.
Sedangkan si Bungsu yang masih berumur belasan tahun tidak memiliki keahlian apa-apa kecuali makan dan tidur.
Baca Juga:Legenda Asal-usul Orang Basap, Si Rumpun Suku Dayak Bermata Sipit
Suatu hari Ayus dan si bungsu ingin pergi ke hutan dan meminta Siluq untuk memasak sepulangnya mereka ke rumah.
Siluq pun berpesan agar Ayus dan si bungsu tidak membuka tutup panci selagi dirinya memasak.
Saat sampai dirumah, Ayus dan si bungsu pun kelaparan namun sangat kecewa karena belum ada masakan yang matang.
Akhirnya, Ayus penasaran ingin mengetahui isi panci itu. Maka, ia pun segera membuka penutup panci tersebut.
Betapa terkejutnya ia tatkala melihat panci itu yang di dalamnya hanya terdapat beberapa lembar daun padi dan sebagian lainnya berupa nasi. Takut ketahuan oleh kakaknya, ia cepat-cepat menutup kembali panci itu.
Setelah Siluq melihat isi panci masih terdapat daun padi, Ayus dan Siluq bertengkar karena Ayus tidak menepati janji hingga membuat dirinya diusir.
Dalam pertengkaran itu, akhirnya Ayus melempar batuan kecil hingga berubah menjadi hutan nipah yang kemudian hancur dan membentuk aliran sungai yang diberi nama Kuala Mahakam.
Kontributor : Maliana