SuaraKaltim.id - Aktivitas ekonomi di Bontang pada 2023 lalu mulai merangkak naik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bontang 2023 sejumlah Rp 68,1 triliun atau meningkat 7 persen dari tahun lalu.
Untuk diketahui, PDRB ialah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi pada suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dengan kata lain, seluruh aktivitas ekonomi yang terjadi di Bontang dalam 1 tahun.
PDRB juga merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu. Baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
Dari data yang diterima, komponen PDRB paling besar dari aktivitas di Industri Pengolahan yang menyumbang 78 persen. Industri pengolahan, seperti PT Pupuk Kaltim dan Badak LNG masih mendominasi.
Baca Juga:Tambang Batu Bara Ilegal Kembali Merajalela di Jalan Poros Bontang-Samarinda, Warga Diminta Melapor!
Sementara itu, di bidang konstruksi pemerintah hanya menyumbang 7 persen dari total PDRB Bontang. Kemudian, aktivitas perdagangan besar dan eceran seperti reparasi mobil serta motor yang berada diangka 3,3 persen.
Masih dalam data BPS, mencatat sektor usaha di bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan juga masih sangat kecil angkanya tidak sampai 2 pesen. Persisnya hanya 1,14 persen.
Kemudian di item Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib angkanya juga hanya 1,3 persen.
Menanggapi hal itu Wali Kota Bontang Basri Rase mengakui PDRB 2023 meningkat masih disumbang pada industri pengolahan. Karena tidak bisa dipungkiri Bontang diapit 2 industri besar PT Pupuk Kaltim dan PT Badak LNG.
"PDRB kita meningkat dari tahun 2022 hanya Rp63 triliun. Ada peningkatan Rp5 tiriliun. Memang masih disumbang dari Industri Pengolahan," ucap Basri Rase, melansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Selasa (02/07/2024).
Baca Juga:Kesempatan Kedua Basri-Chusnul: Tambah Dukungan untuk Lolos Verifikasi Pilkada Bontang 2024
Lebih lanjut, untuk itu Basri juga akan menggenjot item-item yang bisa ditingkatkan. Seperti misalnya rendahnya di sektor pertanian karena Bontang bukan sebagai daerah penghasil.
Ia menerangkan, yang bisa ditingkatkan justru dari sektor perikanan. Kendati begitu masih dalam proses peningkatan. Semisal terkait kebijakan pengelolaan perairan yang masih dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kaltim.
"Sektor yang berpotensi dikembangkan akan dilakukan. Banyak didsalamnya situ. Apalagi soal wilayah industri. Kita dorong dengan kemudahan investasi," pungkasnya.