Budiman mengatakan, NasDem dan PKS tentu ingin mempertahankan eksistensinya ke depan. Kedua partai tersebut memiliki penilaian serta pandangan, soal figur dan potensi kemenangan yang akan dicapai pada kontestasi politik November mendatang.
"Lima tahun kedepan cukup lama. Untuk tetap eksis, perlu dukungan dari banyak pihak. Nasdem dan PKS harus kerja keras karena tidak masuk dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Agar tetap bertahan di daerah, ya mereka harus berkoalisi dengan eksekutif terpilih," ucap Budiman.
Budiman juga mengomentari bahwa pasangan Rudy Mas'ud dan Seno Aji telah mendapatkan dukungan dari enam partai politik utama, dengan total 42 kursi, sementara Isran-Hadi belum mendapat dukungan politik serupa.
"Saya merasa, pergerakan Isran-Hadi kurang lincah, terlena dengan calon lainnya. Kemudian, sayang sekali mereka tidak memanfaatkan peluang independen, padahal sudah mengumpulkan banyak surat dukungan," paparnya.
Baca Juga:Meski Rival Unggul Dukungan, Isran-Hadi Terus Lobi Parpol untuk Pilgub Kaltim 2024
Meski begitu, peluang Isran-Hadi mendapatkan tiga partai yang tersisa masih ada, diantaranya PDIP, PPP, dan Demokrat. Budiman berpendapat, survei elektabilitas mereka bisa dijadikan senjata untuk merayu ketiga partai tersebut.
"Berkaca dengan hasil survei, popularitas serta elektabilitas Isran-Hadi di mata masyarakat Kaltim kan masing tinggi. Artinya, itu bisa menjadi pertimbangan untuk meyakinkan partai tersisa," tuturnya.