"Sebagian besar generasi muda mulai meninggalkan tradisi dan bahasa asli mereka, sementara akses ke pendidikan dan layanan kesehatan mulai meningkat, walaupun masih terdapat disparitas dibandingkan dengan daerah perkotaan," ujarnya.
Dampak Penetapan Ibu Kota
Penetapan Sepaku sebagai bagian dari lokasi IKN pada 2019 lalu, membawa perubahan besar bagi masyarakat Suku Balik. Pembangunan infrastruktur besar-besaran dan kedatangan penduduk baru, baik dari Indonesia maupun luar negeri, mengubah dinamika sosial dan ekonomi di wilayah tersebut secara signifikan.
Menurut Sarip, Suku Balik yang sebelumnya hidup dalam komunitas-komunitas kecil, kini menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi yang cepat.
Baca Juga:70% Warga Kaltim Hadiri Upacara HUT RI di IKN, Sisanya Undangan Khusus
"Beberapa kelompok masyarakat mulai terlibat dalam program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, seperti pelatihan keterampilan dan akses ke pekerjaan baru yang muncul dari proyek pembangunan IKN," tambahnya.
Namun, ada juga kekhawatiran bagi Sarip soal hal tersebut. Perkembangan ini baginya, dapat mengancam keberlangsungan budaya dan tanah adat Suku Balik.
Melansir dari website www.ikn.go.id,Otorita IKN melakukan kunjungan ke tokoh-tokoh lokal dan Kementerian Lembaga (K/L) di sekitar kawasan IKN. Kunjungan itu terjadi pada Senin (03/07/2023) lalu.
Kunjungan tersebut diklaim untuk menjaga hubungan baik antara OIKN dengan K/L dan warga sekitar, baik dalam proses pembangunan maupun pelaksanaannya.
"Kita lakukan pertemuan ini sebagai bagian dari komitmen OIKN untuk menggandeng tokoh lokal dalam pembangunan. Karena dengan dukungan dan doa masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar IKN, pembangunan ibu kota baru kita ini dapat berjalan sesuai dengan harapan kita semua,” katanya.
Baca Juga:Sambut Tamu VIP HUT RI, Polresta Samarinda Intensifkan Pengamanan di Hotel dan Bandara