Program Pendidikan Gratis S3 di Kaltim: Harapan Baru atau Sekadar Janji Kampanye?

Bohari juga membandingkan program ini dengan Beasiswa Kaltim Tuntas yang digagas pasangan petahana, Isran Noor dan Hadi Mulyadi.

Denada S Putri
Minggu, 08 September 2024 | 17:00 WIB
Program Pendidikan Gratis S3 di Kaltim: Harapan Baru atau Sekadar Janji Kampanye?
Ilustrasi sarjana. [Ist]

SuaraKaltim.id - Program pendidikan gratis hingga jenjang S3 yang digagas pasangan bakal calon gubernur Rudy Mas'ud-Seno Aji mendapat sorotan dari pengamat pendidikan sekaligus akademisi Universitas Mulawarman, Prof. Ir. Bohari Yusuf. 

Bohari menilai, program tersebut penting bagi kemajuan pendidikan di Kalimantan Timur (Kaltim) dan berpotensi meningkatkan angka partisipasi pendidikan. Namun, ia mengingatkan, janji tersebut bisa berakhir tanpa hasil signifikan jika tidak didukung perencanaan yang matang.

"Pelaksanaan program ini harus terstruktur, tidak sporadis. Harus sistematis dengan perencanaan yang tepat. Jika terwujud, dampaknya akan luar biasa bagi Kaltim," kata Bohari, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu (08/09/2024).

Saat ini, angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Kaltim hanya 34 persen, dibandingkan APK tingkat SMA yang mencapai 80 persen. Bohari menegaskan, mayoritas anak-anak Kaltim belum mengakses pendidikan tinggi. Jika program pendidikan gratis hingga S3 ini terealisasi dengan baik, APK perguruan tinggi di Kaltim bisa melonjak.

Baca Juga:Menghadapi Pilgub 2024: Hadi Mulyadi Ajak Relawan Bergerak dan Awasi Politik Uang

"Contohlah Yogyakarta, yang telah mencapai APK 70 persen. Angka ini menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi pendidikan dapat dicapai dengan kebijakan yang tepat," jelasnya.

Tentu saja, program pendidikan gratis hingga S3 ini membutuhkan dukungan finansial yang besar. Namun, dengan 20 persen anggaran pendidikan dari APBD Kaltim yang mencapai hampir Rp 5 triliun, Bohari optimis bahwa dana tersebut cukup untuk merealisasikan program itu.

"Perlu hitung-hitungan yang matang terkait jumlah siswa dan mahasiswa, alokasi dana APBD, serta sistem yang digunakan seperti apa. Implementasinya betul-betul berdasarkan data, lalu dihitung, disusun dan diskenariokan. Jadi efisiensinya tinggi. Tidak asal-asalan, ada hitung-hitungannya," paparnya.

Bohari juga membandingkan program ini dengan Beasiswa Kaltim Tuntas yang digagas pasangan petahana, Isran Noor dan Hadi Mulyadi. Selama lima tahun sejak 2019, Pemprov Kaltim telah mengalokasikan Rp 1,2 triliun untuk beasiswa, dengan jumlah penerima mencapai 176.653 orang.

"Jumlah beasiswa yang diberikan tahun ini Rp 375 miliar, lalu kita tambah lagi di APBD Perubahan 2023 sebesar Rp 125 miliar. Sehingga total keseluruhan sejak 2019 mencapai Rp 1,2 triliun,” terang Isran Noor beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Komitmen Muhammad Faisal untuk MTQN ke-30: Promosi dan Dokumentasi Kaltim Diperkuat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini