Politik Dinasti? Rudy Mas'ud: Ini Pemilihan Demokrasi, Bukan Penunjukan Kerajaan!

Rudy Mas'ud juga menyinggung fakta bahwa presiden pertama Indonesia, Soekarno, memiliki anak yang aktif di dunia politik, yakni Megawati Soekarnoputri.

Denada S Putri
Minggu, 13 Oktober 2024 | 14:20 WIB
Politik Dinasti? Rudy Mas'ud: Ini Pemilihan Demokrasi, Bukan Penunjukan Kerajaan!
Hasanuddin Mas'ud (kiri) dan Rudy Mas'ud (kanan). [Ist]

SuaraKaltim.id - Calon Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas'ud, menanggapi tudingan terkait isu politik dinasti yang sering dikaitkan dengan dirinya dan keluarga. Secara tegas, Rudy Mas'ud membantah spekulasi tersebut.

Ia menekankan, sistem politik di Indonesia berlandaskan demokrasi, bukan monarki. Ia menegaskan, dalam sistem demokrasi, pemilihan pemimpin ditentukan oleh rakyat melalui proses seleksi, bukan penunjukan langsung, seperti yang terjadi di negara-negara dengan sistem monarki.

"Ini demokrasi, bukan kerajaan yang tinggal tunjuk," ujar Rudy Mas'ud, dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu (13/10/2024).

Rudy Mas'ud juga memberikan contoh politik di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai pelopor demokrasi modern.

Baca Juga:Tim Isran-Hadi Yakin Raup 50 Persen Suara di Samarinda pada Pilgub 2024

“Lihat Amerika, dulu ada George Bush jadi presiden, anaknya juga jadi presiden. Di sana yang nenek moyangnya demokrasi saja itu biasa, apalagi di Indonesia,” ungkapnya.

Selain itu, Rudy Mas'ud juga menyinggung fakta bahwa presiden pertama Indonesia, Soekarno, memiliki anak yang aktif di dunia politik, yakni Megawati Soekarnoputri, yang kemudian menjadi presiden kelima Indonesia.

Menurut Rudy Mas'ud, hal tersebut menunjukkan dalam demokrasi, tak ada batasan siapa yang boleh mencalonkan diri, selama proses seleksi dilakukan secara transparan dan rakyat yang memutuskan.

“Yang menentukan adalah masyarakat, bukan pihak lain. Kalau masyarakat merasa calon punya kompetensi dan kemampuan, kenapa tidak?,” tambahnya.

Rudy Mas'ud berharap masyarakat bisa menilai pencalonannya secara objektif dan tidak terjebak dalam isu politik dinasti, yang menurutnya tidak relevan dengan konteks demokrasi Indonesia.

Baca Juga:Diskominfo Kaltim Studi Banding ke Bali, Kembangkan Pengelolaan SP4N-LAPOR!

Ia menekankan pentingnya pemilihan berdasarkan kompetensi dan kemampuan untuk memimpin, bukan semata-mata latar belakang keluarga.

“Masyarakat kita sudah sangat cerdas. Mereka memilih bukan hanya berdasarkan latar belakang, tapi siapa yang memiliki energi dan kemampuan untuk memimpin,” tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak