Deflasi 0,21 Persen, Wagub Kaltim Optimistis Kendalikan Inflasi Pasca Lebaran

Di Berau, pelaksanaan MBG akan dimulai dari wilayah pesisir, sebelum diperluas ke 13 kecamatan lainnya.

Denada S Putri
Senin, 24 Maret 2025 | 20:33 WIB
Deflasi 0,21 Persen, Wagub Kaltim Optimistis Kendalikan Inflasi Pasca Lebaran
Saat Seno Aji berdiskusi dengan pedagang Pasar Sanggam Adji Dilayas, Berau. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, melakukan kunjungan ke Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) di Teluk Bayur, Kabupaten Berau, pada Rabu (19/03/2025) lalu.

Kunjungan ini bertujuan untuk memantau stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Dari hasil pemantauan, harga barang kebutuhan pokok dan sembako relatif stabil.

Sementara itu, harga cabai mengalami sedikit kenaikan, namun tidak signifikan. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas pangan hewani seperti daging.

Baca Juga:APBD Rp 21 Triliun, Kaltim Siap Tuntaskan Rekrutmen CASN 2025

"Biasanya memang sejak saat puasa mengalami kenaikan tapi sekarang mulai menurun, nanti hari lebaran naik lagi sedikit, jadi saya pikir untuk Berau kebutuhannya tercukupi dan mudah-mudahan tidak ada inflasi yang tinggi," katanya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin (24/03/2025).

Penurunan harga tersebut diakui Seno pengaruh dari kondisi deflasi Kaltim yang sudah berada di angka 0,21 persen.

Persentase tersebut yang akan terus dikendalikan oleh pempov agar tingkat inflasi tidak kembali melonjak pasca lebaran.

Namun, ia juga menyoroti bahwa ketersediaan pangan lokal di Berau masih kurang, sehingga pasokan bahan pangan masih bergantung pada impor dari berbagai daerah, termasuk dari wilayah Kaltim, Jawa, dan Sulawesi.

Persoalan itu juga yang ke depan akan menjadi pekerjaan rumah (PR) pihaknya, agar kemandirian pangan di seluruh wilayah Kaltim bisa terangkat dan semua kebutuhan pangan dapat terpenuhi.

Baca Juga:Jadwal Buka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 20 Maret 2025

Menumbuhkan kemandirian pangan tersebut pula, menurut Wagub, merupakan salah satu dasar untuk mendukung program pemerintah yakni makan Bergizi Gratis (MBG).

"Jadi kita wajib menumbuhkan kemandirian pangan," tambahnya.

Disinggung bagaimana menjamin petani lokal dalam pemenuhan pangan di daerah. Seno menyebut, kendalanya memang berada  pada harga produksi yang cukup mahal dibanding impor.

Salah satu contoh adalah, harga telur lokal lebih mahal Rp 3 ribu daripada impor.

"Nah ini otomatis jadi tantangan pemerintah ke depan. Kita harus berdayakan petani, peternak dan nelayan agar mereka bisa mendukung kebutuhan pangan di wilayahnya masing-masing," jelasnya.

Menyukseskan, agar program MBG menggunakan bahan pangan lokal, Seno menegaskan akan ada persyaratan tertulis antara penyedia stok MBG dan pemerintah agar penggunaan bahan baku lokal.

Di Berau, pelaksanaan MBG akan dimulai dari wilayah pesisir, sebelum diperluas ke 13 kecamatan lainnya.

"Alasannya adalah untuk membantu wilayah terluar seperti Maratua terlebih dulu sambil menunggu yayasan yang ada terverifikasi oleh Badan Gizi Nasional (BGN) nanti baru menyasar yang berada di tengah kota," tandasnya.

Menu Makan Bergizi Gratis di Samarinda. [kaltimtoday.co]
Menu Makan Bergizi Gratis di Samarinda. [kaltimtoday.co]

Program MBG

Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat untuk memberikan makanan bergizi kepada masyarakat, khususnya pelajar dan kelompok rentan.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi, mencegah stunting, serta mendukung ketahanan pangan daerah.

Tujuan Utama MBG

1. Meningkatkan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

  • Memastikan anak-anak sekolah mendapatkan asupan makanan bergizi secara rutin.
  • Mengurangi angka stunting di Kaltim.

2. Mendukung Perekonomian Lokal

  • Memberdayakan petani, peternak, dan nelayan lokal sebagai pemasok bahan pangan.
  • Mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan dari luar daerah.

3. Menekan Inflasi dan Meningkatkan Kemandirian Pangan

  • Dengan meningkatkan produksi pangan lokal, harga bahan pokok diharapkan lebih stabil.
  • Mengurangi ketergantungan pada distribusi pangan dari luar provinsi.

Cara Pelaksanaan MBG

  • MBG akan dijalankan secara bertahap, dimulai dari daerah pesisir seperti Maratua di Kabupaten Berau, sebelum diperluas ke 13 kecamatan lainnya.
  • Pemerintah akan membuat persyaratan tertulis agar penyedia stok MBG menggunakan bahan pangan lokal.
  • Program ini juga bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memastikan standar kualitas makanan yang diberikan.

Tantangan dalam Implementasi MBG

  • Harga Produksi Pangan Lokal Lebih Mahal
  • Contohnya, harga telur lokal lebih mahal Rp 3 ribu dibanding impor, sehingga perlu strategi agar petani dan peternak tetap bisa bersaing.

Ketergantungan Berau pada Pangan Impor

  • Banyak kebutuhan pangan masih didatangkan dari luar, seperti Jawa dan Sulawesi.
    Perlu Infrastruktur dan Kebijakan yang Mendukung
  • Pemerintah harus memastikan distribusi dan suplai bahan pangan lokal berjalan lancar.
  • Dengan program ini, diharapkan Kaltim bisa mencapai kemandirian pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini