Bermula dari Celetukan, Berujung pada Kolaborasi Dua Gubernur

KDM mengatakan tidak mempermasalahkan julukan Gubernur Konten, bahkan menganggapnya sebagai pujian.

Denada S Putri
Rabu, 21 Mei 2025 | 11:49 WIB
Bermula dari Celetukan, Berujung pada Kolaborasi Dua Gubernur
Kang Dedi Mulyadi dan Rudy Mas'ud. [Ist]

SuaraKaltim.id - Ucapan Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas'ud, yang menyebut Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai “Gubernur Konten” dalam rapat di DPR, sempat menjadi viral di media sosial dan memicu reaksi negatif dari warganet.

“Kepada seluruh gubernur yang hadir hari ini. Kang Dedi, ‘Gubernur Konten’, mantap ini Kang Dedi dan, seluruh pejabat eselon satu yang hadir,” ujar Rudy dalam sambutannya sebelum memulai pemaparan.

Setelah membuka sambutan, Rudy menyoroti kondisi infrastruktur di Kalimantan Timur yang masih belum optimal, padahal provinsi ini ditunjuk sebagai lokasi Ibu Kota Negara.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar antara DPR dan Kementerian Dalam Negeri di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa 29 April 2025. Pertemuan ini membahas pengelolaan dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah dan turut dihadiri sejumlah kepala daerah.

Baca Juga:Jalan Tak Ada, Listrik Tak Sampai: Rudy Masud Tunjukkan Wajah Lain Kaltim

Dari unggahan akun X @idhighlight, celetukan Rudy memicu kritik dari sejumlah netizen yang membela Dedi Mulyadi sekaligus menyindir kinerja Rudy.

Mending ngonten & keliatan kerja daripada ga ngonten dan ga kerja,” tulis akun @KuroeroG.

Kontennya juga konten real bukan konten drama apalagi rekayasa, dan dari konten itulah masyarakat Jabar bisa memantau kinerja pemimpinnya, lah kalo ente kinerjanya ngapain gubernur Kaltim?,” komentar @reymon92421.

Pdhl gub kaltim ngonten jg kok di tiktok ngapain aj di post sm dy mungkn krna kurang rame jdi nyinyir,” ucap akun @scanhere.

Ya bayangin aja bisa meminimalisir pengeluaran negara dari yang biasanya biaya iklan untuk provinsi dianggarkan 41 M sekarang cuma 3 M, artinya apa? Ya KDM emang pemimpin yang cerdas memanfaatkan perkembangan zaman,” tambah @Thestarrk_.

Baca Juga:Babulu Didorong Jadi Dapur Pangan IKN, Mentan Dijadwalkan Kunjungi Lokasi

Sebagai catatan, Dedi Mulyadi atau Kang Dedi Mulyadi (KDM) dikenal aktif membagikan aktivitasnya sebagai pejabat publik melalui media sosial, termasuk kanal YouTube pribadinya.

Kegiatan yang ia dokumentasikan secara konsisten membuat namanya semakin dikenal, terutama lewat konten-konten yang kerap viral.

Saat ini, akun Instagram KDM telah memiliki 3 juta pengikut dan kanal YouTube “KANG DEDI MULYADI” memiliki 6,79 juta pelanggan.

Dalam rapat tersebut, Dedi Mulyadi juga diberi kesempatan untuk berbicara, menyampaikan berbagai persoalan di daerahnya, termasuk efisiensi anggaran dan sistem perekrutan pegawai.

Menanggapi celetukan Rudy, Dedi justru tak mempermasalahkan.

Ia menganggap hal itu sebagai bentuk apresiasi atas upaya penghematan anggaran promosi yang berhasil ia lakukan melalui media sosial.

”Alhamdulilah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan. Biasanya, iklan di Pemprov Jawa Barat itu kerja sama medianya bisa sampai Rp 50 miliar. Sekarang, cukup Rp 3 miliar tetapi viral terus,” tandas Dedi sembari tersenyum.

Menanggapi polemik yang muncul di media sosial, Silviana Purwanti, Pengamat Komunikasi dari Universitas Mulawarman, menjelaskan bahwa kegaduhan antarwarganet merupakan bentuk noise dalam komunikasi antarpemimpin.

“Antar daerah tidak saling kenal dengan kedua pemimpin tersebut. Budaya menyerang melalui kolom komentar malahan memperbesar konflik dan menyebarkan disinformasi,” jelas Silvi.

Ia menyarankan adanya tim tanggap krisis di tiap kanal media sosial pemerintah daerah guna meredam kegaduhan yang bisa menjadikan media sosial sebagai ajang konflik.

“Sebaiknya ada tim tanggap krisis di tiap akun media pemerintah daerah sehingga meminimalisir keriuhan sehingga tidak menjadikan media sebagai medan konflik,” pungkasnya.

Untuk meredakan isu yang berkembang, Rudy Mas'ud melakukan kunjungan ke kediaman KDM di Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kabupaten Subang, pada 4 Mei 2025. Pertemuan hangat tersebut menjadi sinyal bahwa tak ada ketegangan antara keduanya.

Rudy juga menjelaskan bahwa ucapannya kala itu tidak memiliki maksud negatif dan ia mengapresiasi sikap KDM yang memberikan klarifikasi.

"Pertama terima kasih banyak ya Kang KDM, kami datang silaturahmi, sekaligus juga terima kasih Kang KDM sudah memberikan klarifikasi," ujar Rudy.

Rudy mengaku banyak belajar dari sosok KDM, terutama setelah mengikuti kegiatan retreat di Akademi Militer Magelang usai pelantikannya sebagai gubernur oleh Presiden Prabowo pada 20 Februari lalu.

"Kang KDM ini basic-nya kepala daerah, dulu pernah jadi bupati ya Kang. Saya diberi masukan, bagaimana efisiensi anggaran," lanjut Rudy.

Selain silaturahmi, pertemuan ini juga membahas potensi kolaborasi antara Kalimantan Timur dan Jawa Barat, khususnya di bidang pertanian, pangan, dan pariwisata.

"Jadi, konten-konten Kang KDM itu banyak memberikan inspirasi buat kami semua para kepala daerah di Indonesia. Bagaimana bisa mengelola sumber-sumber daya alam ini menjadi penerimaan daerah," ujar Rudy memuji.

Ia menambahkan bahwa meskipun luas wilayah Kalimantan Timur sebanding dengan Pulau Jawa, jumlah penduduknya jauh lebih sedikit—sekitar 4 juta dibandingkan Jawa Barat yang mencapai 50 juta jiwa.

"Rapor pertanian Kaltim masih belum cukup bagus. Sebab itu, Kementerian Pertanian mendorong pengembangan pertanian di Kaltim dengan rencana luas areal lumbung pangan 18 ribu hektare dan 25 ribu ha," jelasnya.

Menanggapi klarifikasi tersebut, KDM mengatakan tidak mempermasalahkan julukan “Gubernur Konten”, bahkan menganggapnya sebagai pujian.

"Bapak itu (Gubernur Rudy Mas'ud) muji saya sebenarnya," ucap KDM, sambil memegang dan menepuk tangan Harum.

Terkait rencana kerja sama, KDM menyambut baik dan berencana akan melakukan kunjungan balasan ke Kalimantan Timur sekitar bulan Juni.

"Kami akan lakukan kunjungan balasan ke Kaltim sekitar bulan Juni bersama Rektor ITB dan IPB untuk kerja sama pendidikan, pertanian dan perkebunan dan lain-lain," pungkasnya.

Kontributor: Giovanni Gilbert

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini