Cuaca Tak Menentu, Risiko DBD hingga ISPA Mengintai Balikpapan

Ia menekankan bahwa tubuh manusia membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berubah cepat.

Denada S Putri
Minggu, 01 Juni 2025 | 19:32 WIB
Cuaca Tak Menentu, Risiko DBD hingga ISPA Mengintai Balikpapan
Ilustrasi DBD. [Ist]

Tembus 2.210 Kasus, DBD Kaltim Jadi Alarm Kesehatan Jelang Musim Hujan

Memasuki pertengahan tahun 2025, lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Timur menjadi perhatian serius.

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim), tercatat sebanyak 2.210 kasus DBD menyebar di seluruh kabupaten/kota di wilayah tersebut.Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menegaskan pentingnya pemantauan secara intensif sebagai bagian dari strategi pengendalian DBD.

Hal itu disampaikan Jaya, di Samarinda, Minggu, 1 Juni 2025.

Baca Juga:Antrean BBM di Balikpapan Mulai Terurai, SPBU Kini Beroperasi 24 Jam

“Kami terus memantau perkembangan kasus DBD di seluruh wilayah Kalimantan Timur,” ujarnya disadur dari ANTARA, di hari yang sama.

Balikpapan menjadi daerah dengan jumlah kasus terbanyak yakni 602 kasus, disusul Penajam Paser Utara (PPU) sebanyak 409 kasus, serta Kutai Kartanegara (Kukar) dengan 407 kasus.

Beberapa daerah lain seperti Kutai Timur (Kutim) 252, Samarinda 199, dan Bontang 130 kasus juga mencatatkan angka signifikan.

Ironisnya, kasus kematian akibat DBD juga dilaporkan, masing-masing satu kasus di Kukar, Berau, Balikpapan, PPU, dan Kutim.

Jaya mengingatkan bahwa musim hujan merupakan periode rawan penyebaran penyakit, bukan hanya DBD tetapi juga infeksi lain seperti leptospirosis.

Baca Juga:Ketua DPRD Balikpapan Desak Pertamina Minta Maaf Terbuka soal Krisis BBM

Oleh karena itu, masyarakat diminta lebih waspada dan aktif melakukan pencegahan.

“Pencegahannya meliputi melakukan 3M Plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang-barang bekas, serta melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” ungkap Jaya.

Ia juga mengingatkan pentingnya penggunaan kelambu, losion anti-nyamuk, dan bahkan mempertimbangkan vaksinasi DBD sebagai bentuk perlindungan tambahan.

Tak kalah penting, masyarakat diminta untuk tidak menunda pemeriksaan medis apabila mengalami gejala seperti demam mendadak, nyeri otot, atau bintik merah di kulit, karena deteksi dini sangat krusial dalam penanganan DBD.

Dengan peran aktif warga dan dukungan berkelanjutan dari pemerintah, Dinkes Kaltim optimistis angka penyebaran DBD dapat ditekan secara signifikan. Pencegahan sejak dini menjadi kunci utama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini