SuaraKaltim.id - Museum Negeri Mulawarman di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), tak hanya jadi tempat menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi salah satu destinasi favorit selama musim liburan sekolah tahun ini.
Antusiasme pengunjung mengalami lonjakan signifikan, mencerminkan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap kekayaan budaya Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal itu disampaikan Kepala Tata Usaha UPTD Museum Negeri Mulawarman, Sugiyono Ideal, di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu, 28 Juni 2025.
"Kami mendata peningkatan 50 persen jumlah pengunjung selama periode liburan sekolah. Dalam dua pekan terakhir tercatat total 2.078 orang dewasa dan anak-anak memadati museum," ujar Sugiyono, disadur dari ANTARA, Minggu, 29 Juni 2025.
Baca Juga:Unmul Wisuda 1.534 Mahasiswa, Rektor Tegaskan Dukungan untuk Pendidikan Merata di Kaltim
Peningkatan ini tak lepas dari dampak positif program masuk museum gratis yang diberlakukan sejak April dan berakhir pada 30 Juni 2025.
Di bulan pertama, kunjungan bahkan sempat melonjak hingga dua kali lipat. Meski setelahnya cenderung normal kembali, suasana liburan berhasil kembali menghidupkan suasana museum.
"Ke depan, Museum Mulawarman tidak hanya fokus pada peningkatan jumlah pengunjung, tetapi juga pada pengembangan sarana prasarana dan sumber daya manusia (SDM)," ungkap Sugiyono.
Pengelola museum terus berinovasi demi menjaga daya tarik dan kualitas layanan. Untuk pengembangan infrastruktur, museum bekerja sama dengan Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) dan Bapenda Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Di sisi lain, peningkatan kompetensi SDM dijalankan bersama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kaltim melalui berbagai pelatihan dan webinar.
Baca Juga:Efek THR dari Pemprov Kaltim: Kunjungan Museum Mulawarman Melonjak 50 Persen
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mengintensifkan agenda pameran temporer. Salah satu yang terbaru digelar saat Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) 2025 di GOR Segiri Samarinda, dan sejumlah pameran lain telah disiapkan dalam waktu dekat.
Dengan koleksi lebih dari 5.000 artefak dan benda budaya—mulai dari arkeologi, etnografi, hingga senjata tradisional Dayak dan keramik Dinasti Cina Kuno—Museum Mulawarman menjadi jendela penting untuk mengenal sejarah dan identitas Kaltim.
Untuk menjangkau lebih luas, museum juga memanfaatkan teknologi digital lewat peluncuran aplikasi dan situs web resmi, guna memudahkan publik mengakses informasi koleksi, agenda, serta aktivitas museum kapan pun dan di mana pun.
Peluang Terbuka, Peminat Masih Rendah: Magang ke Jepang Belum Jadi Primadona Pemuda Kaltim
Di tengah tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif, peluang magang ke Jepang yang disediakan oleh pemerintah ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal oleh generasi muda Kalimantan Timur (Kaltim).
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyayangkan minimnya partisipasi lulusan SMA/SMK dalam program pemagangan luar negeri yang digagas pemerintah.
"Minat pemuda Kaltim dalam program magang ke Jepang masih tergolong rendah, dengan hanya sekitar 40 peserta per tahun. Hal ini menjadi perhatian serius," katanya di Samarinda, Sabtu.
Padahal, program yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Kaltim bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda ini menawarkan pengalaman kerja bertaraf internasional, sekaligus menjadi jalan keluar dari persoalan pengangguran dan kemiskinan di daerah.
"Mudah-mudahan minat para siswa SMA/SMK yang sudah lulus bertambah untuk magang di luar negeri," ujar Seno Aji.
Menurutnya, program ini sangat strategis dalam upaya menekan angka pengangguran di Kaltim, yang masih berkorelasi dengan tingkat kemiskinan.
"Tingkat kemiskinan kita saat ini 5,11 persen, dan biasanya tingkat kemiskinan ini juga selaras dengan tingkat pengangguran di Kaltim yang tinggi," jelasnya.
Program magang ke Jepang merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI dan International Manpower Development Organization Japan (IM Japan), dengan tujuan utama membekali peserta dengan pengalaman kerja nyata serta memperluas peluang karier global.
"Ini tentu dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak Kaltim," pungkas Seno, seraya berharap bahwa program sejenis juga dapat dikembangkan ke negara lain seperti Korea Selatan dan Australia.
Dari sisi teknis, program ini menerapkan proses seleksi yang cukup ketat. Kepala BPVP Samarinda, Eka Cahyana Adi, menjelaskan bahwa pelatihan bahasa Jepang menjadi tahapan awal yang wajib diikuti peserta.
"Setelah dilatih di kami, mereka akan dilatih di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi selama tiga bulan, jadi kurang lebih enam bulanan persiapannya," jelas Eka.
Dalam pembukaan pelatihan bahasa Jepang yang digelar baru-baru ini, tercatat sebanyak 267 lulusan SMA/SMK dari berbagai wilayah di Kaltim turut ambil bagian.
Dari jumlah tersebut, 170 peserta mengikuti pelatihan secara luring, sementara 97 peserta lainnya bergabung secara daring.