Prabowo: Politik Indonesia Harus Santun, Penuh Persaudaraan

Ia mencontohkan bahwa perbedaan partai bukan halangan untuk bekerja sama.

Denada S Putri
Senin, 29 September 2025 | 22:42 WIB
Prabowo: Politik Indonesia Harus Santun, Penuh Persaudaraan
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat Musyawarah Nasional PKS di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (29/9/2025). [Tangkapan layar PKSTV]
Baca 10 detik
  • Prabowo dorong politik dewasa dan santun, menekankan kerja sama lintas partai demi kepentingan rakyat, bukan permusuhan atau dendam.

  • Perbedaan partai bukan hambatan, Presiden mencontohkan kerja sama dengan Gubernur DKI Pramono Anung meski berasal dari partai berbeda.

  • Kader partai yang arogan tetap diawasi, seperti Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, untuk memastikan kepemimpinan tetap profesional dan bertanggung jawab.

SuaraKaltim.id - Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya kedewasaan dalam berpolitik dan menyoroti perlunya kerja sama lintas partai untuk kepentingan rakyat.

"Politik kita harus politik yang dewasa. Politik kita harus politik Indonesia, demokrasi kita harus demokrasi Indonesia, demokrasi kita harus demokrasi yang santun, demokrasi yang penuh persaudaraan. Berbeda partai enggak ada masalah, ya kan?," ujar Prabowo di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Senin, 29 September 2025, disadur dari ANTARA.

Dalam acara Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) itu, Presiden menegaskan bahwa demokrasi harus menjadi arena persaingan sehat, baik pada pemilu legislatif, kepala daerah, maupun pemilihan umum presiden.

Persaingan politik tidak seharusnya menimbulkan permusuhan atau dendam.

Baca Juga:PDIP Anggap Diplomasi Prabowo di PBB Perkuat Politik Bebas Aktif Indonesia

"Rakyat kita tidak suka pemimpin yang penuh dendam saudara-saudara sekalian. Rakyat kita tidak suka pemimpin di atas itu gontok-gontokan," kata Prabowo, menekankan pentingnya kepemimpinan yang ikhlas, tulus, dan mampu bekerja sama dalam satu tim.

Prabowo menilai paradigma lama yang dilandasi konflik ideologi sudah usang, karena bangsa Indonesia sepakat menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.

Ia mencontohkan bahwa perbedaan partai bukan halangan untuk bekerja sama.

"Gubernur DKI, partai lain enggak ada masalah. Saya bisa kerja sama sama Pramono Anung, benar enggak? Kalau beliau enggak mau kerja sama, beliau sendiri rugi rakyatnya malah sama beliau, benar enggak?" kata Presiden, merujuk pada kader PDI Perjuangan yang bukan bagian dari koalisi pemerintahannya.

Presiden juga menekankan bahwa kader partai Gerindra, seperti Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, tetap akan diberi peringatan bila menunjukkan sikap arogan.

Baca Juga:Cak Imin: Pidato Bung Karno dan Prabowo Sama-Sama Menggema di PBB

"Gubernur Jawa Barat kebetulan Gerindra, tapi kalau brengsek saya usut kau. Tapi saya yakin kau tidak brengsek," ujar Prabowo.

"Jangan salah, saya tahu ada kader-kader Gerindra yang begitu jadi bupati, walikota apa itu istilahnya itu petantang-petenteng," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini