Sindikat Pecah Kaca Lintas Pulau Terbongkar, Satu Tewas Saat Kabur

Peristiwa pencurian ini bermula pada 3 Juli 2025 di Jalan Abdul Muthalib, Samarinda.

Denada S Putri
Kamis, 17 Juli 2025 | 16:45 WIB
Sindikat Pecah Kaca Lintas Pulau Terbongkar, Satu Tewas Saat Kabur
Press Release Polresta Samarinda terkait Sindikat Pecah Kaca Mobil Lintas Provinsi. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Aksi kejahatan pecah kaca mobil yang dilakukan jaringan lintas provinsi berhasil diungkap jajaran Polresta Samarinda.

Salah satu anggota sindikat tewas dalam upaya pelarian, menandai akhir tragis dari kejar-kejaran panjang lintas pulau.

Peristiwa pencurian ini bermula pada 3 Juli 2025 di Jalan Abdul Muthalib, Samarinda.

Sebuah Mitsubishi Pajero milik warga dibobol saat diparkir di depan Warung Makan Nur Hidayah.

Baca Juga:Peluncuran Sekolah Rakyat Samarinda Tertunda, Fasilitas Provinsi Belum Siap

Dalam waktu singkat, pelaku menggondol uang tunai Rp 45 juta dan beberapa sertifikat penting.

Dugaan kuat, aksi tersebut telah direncanakan sejak korban meninggalkan salah satu bank di kawasan Jalan Pulau Irian.

Hal itu diungkapkan Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar dalam konferensi pers di Polsek Samarinda Kota, Rabu, 16 Juli 2025.

"Empat pelaku yang menggunakan dua sepeda motor sudah membuntuti korban sejak keluar dari Bank Mandiri. Mereka telah mengidentifikasi targetnya," ungkap Kombes Pol Hendri Umar, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 17 Juli 2025.

Hendri mengungkapkan, keempat tersangka berasal dari berbagai daerah, yakni H dari Sumatera Selatan, SB dari Bengkulu, serta VA dan BR dari Curug.

Baca Juga:Asal Komentar!: Wali Kota Samarinda Semprot DLH Kaltim Soal Penilaian Sampah

Mereka dikenal bukan sebagai kelompok keluarga, melainkan rekan sesama narapidana yang membangun ikatan saat menjalani hukuman.

"Para pelaku ini saling kenal bukan karena keluarga, tetapi karena pernah menjalani hukuman bersama. Dari pertemuan di balik penjara itulah mereka merencanakan aksi ketika sama-sama bebas,” kata Hendri.

Usai beraksi di Samarinda, para pelaku melarikan diri ke Balikpapan, lalu terbang ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Polisi yang membuntuti mereka tanpa henti akhirnya berhasil menangkap dua tersangka di depan sebuah hotel pada 6 Juli dini hari.

Namun, pelarian salah satu tersangka, BR, berujung nahas.

"Pelaku inisial BR mencoba kabur lewat plafon dan terjatuh. BR dinyatakan meninggal dunia dua hari kemudian saat dirawat di rumah sakit," pungkas Hendri.

SB, yang sekamar dengan BR, berhasil diamankan tanpa perlawanan.

Sementara dua pelaku lainnya telah lebih dulu dibekuk dan seluruhnya kini menjalani proses hukum di Samarinda.

Dari pengungkapan ini, polisi juga mengamankan berbagai barang bukti, seperti pecahan kaca mobil, ponsel pelaku, pakaian, helm, sisa uang curian, serta satu unit motor yang disita di sebuah showroom di Balikpapan.

"Para tersangka dijerat Pasal 363 ayat (1) ke-5 KUHP jo UU RI Nomor 1 Tahun 1946 tentang tindak pidana pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara," tutur Hendri.

Pendidikan Setara Dimulai dari Samarinda: Sekolah Rakyat Targetkan 1.000 Siswa

Upaya menghadirkan akses pendidikan gratis yang berpihak kepada kelompok paling rentan terus didorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim).

Salah satu langkah nyatanya diwujudkan lewat pelaksanaan program Sekolah Rakyat di Kota Samarinda, yang saat ini disiapkan dalam bentuk skema rintisan.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Kaltim, Andi Muhammad Ishak, mengungkapkan bahwa Samarinda menjadi satu-satunya daerah di Kaltim yang ditunjuk untuk menggelar program ini.

Namun demikian, implementasinya masih dalam tahap awal karena menunggu persetujuan pembangunan fisik.

Hal itu disampaikan Andi saat berada di Samarinda, Selasa, 15 Juli 2025.

“Sekolah rintisan dapat dijalankan, ketika sudah mendapatkan persetujuan pembangunan fisik. Saat ini, salah satu titik yang sudah ditetapkan berada di Samarinda,” ujar Andi disadur dari ANTARA, Rabu, 16 Juli 2025.

Skema rintisan ini dirancang hanya berlangsung satu kali dan tidak akan diulang pada tahun-tahun berikutnya.

Targetnya menjangkau 1.000 siswa dari jenjang SD hingga SMA, yang nantinya akan dipindahkan ke sekolah permanen setelah pembangunan rampung.

“Rintisan itu hanya berlangsung sekali, tidak akan diulang pada tahun-tahun berikutnya. Seluruh siswa yang masuk melalui skema rintisan akan dipindahkan ke sekolah permanen,” tambahnya.

Dari sisi anggaran, skema rintisan ini memadukan sumber dana dari APBN dan APBD Provinsi.

Khusus dari APBD Kaltim, alokasi anggaran dialokasikan untuk kebutuhan pendukung, seperti penambahan daya listrik dan fasilitas non-bangunan, termasuk halaman sekolah.

Namun lebih dari sekadar pembangunan infrastruktur, Seleksi siswa Sekolah Rakyat dipastikan berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

“Harus masuk DTSEN. Itu prinsip dasarnya. Semua tetap harus terintegrasi,” tegas Andi.

Langkah tersebut diambil agar sasaran program benar-benar mengena pada anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan kelompok sosial rentan, sesuai mandat dari pemerintah pusat.

“Tujuannya, pemerintah daerah memastikan peserta yang diterima adalah mereka yang masuk kategori miskin ekstrem dan membutuhkan dukungan berkelanjutan,” ucapnya.

Sekolah Rakyat, kata Andi, menjadi simbol kehadiran negara di tengah masyarakat yang kerap terpinggirkan dari layanan pendidikan formal.

“Bukan sekadar pembangunan fisik, Sekolah Rakyat menjadi simbol hadirnya negara dalam menjamin hak dasar pendidikan bagi seluruh anak, khususnya di Bumi Etam Kaltim,” ujarnya.

Hingga kini, sekolah rintisan yang dijadwalkan meluncur nasional pada 14 Juli 2025 itu belum resmi beroperasi karena bangunan utama belum sepenuhnya selesai.

Meski begitu, persiapan teknis seperti seleksi siswa dan tes kesehatan sudah berjalan.

Tiga lokasi di Samarinda yang telah diusulkan antara lain SMA Negeri 16 Samarinda, BPMP Kemendikdasmen Kaltim, dan BPVP Kaltim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini