SuaraKaltim.id - Wisata kuliner Mahakam Revirside Market (Marimar) sekaligus Mahakam Lampion Garden (MLG) di Jalan Slamet Riyadi, Karang Asam Ilir, terancam diputus kerjasamanya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Hal tersebut lantaran setoran pengelolaan kerja sama Marimar melalui MLG kepada Pemkot Samarinda terus-terusan menunggak, bahkan di tengah operasinya sampai saat ini.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyebutkan, jika wisata kuliner itu masih ingin berlanjut, maka harus bersedia atas evaluasi total yang kini tengah dilakukan Pemkot Samarinda.
"Marimar, itu menurut saya kerjasama kurang rasional," ucapnya melansir dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Selasa (30/11/2021).
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah menyatakan, pihaknya akan memanggil manajemen MLG dan Marimar pada Desember 2021 mendatang.
Ia menjelaskan, hal tersebut merupakan buntut dari permohonan keringanan atas setoran pengelolaan kerja sama tahunan, oleh manajemen MLG dan Marimar.
Politisi asal fraksi PPP itu menambahkan, pihaknya pun telah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pada pekan pertama November 2021 lalu. Mengukur sejauh mana kemampuan MLG dan Marimar membayar setoran yang bermuara pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Samarinda.
Hal tersebut juga sekaligus menindaklanjuti informasi dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samarinda.
"Karena ada informasi dari Bapenda bahwa manajemen dari MLG minta pengurangan untuk setoran tahunan mereka yang sekitar Rp 237 juta itu. Alasan mereka tidak sanggup karena pandemi Covid-19," katanya.
Baca Juga: Jelang Nataru, Pemkot Samarinda Siap Ikut Terapkan PPKM Level 3 di Wilayahnya
Ia melanjutkan, berdasarkan hasil sidak Komisi II DPRD Samarinda, pihaknya menemukan adanya dua manajemen antara MLG dan Marimar. Kendati, masih satu payung badan hukum yang sama.
"Saya juga tidak tahu itu bagaimana. Akhirnya kami menanyakan persenan tenant-tenant yang menyewa di sana itu," bebernya.
Dari hasil sidak, Laila menyimpulkan perkiraan pendapatan untuk MLG saja selama satu bulan mencapai Rp 70 juta sampai Rp 80 juta.
"Itu saat bukan akhir pekan, karena kalau akhir pekan pasti lebih ramai lagi," paparnya.
Akan hal tersebut, Laila menyatakan pihaknya menilai seharusnya MLG mampu membayar setoran pengelolaan kerja sama tahunan sebesar Rp 237 juta per tahun tanpa adanya kendala berarti.
"Artinya, selama satu tahun itu tercukupi. Tapi dari hasil hitungan kami belum dikroscek lagi. Kami akan meminta penjelasan MLG, baru kemudian Bapenda. Kalau tidak sinkron, akan dipertemukan keduanya," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
Terkini
-
Bukan Ganti Guru, AI Justru Bantu Ciptakan Kelas yang Lebih Hidup
-
CEK FAKTA: Benarkah Ada Pendaftaran Program Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan Rp 20 Triliun?
-
CEK FAKTA: Benarkah Luhut Ditetapkan Jaksa Agung sebagai Tersangka Korupsi Lahan?
-
CEK FAKTA: Klaim Wamenag Muhammad Syafii Setujui Hukuman Mati Koruptor
-
CEK FAKTA: Unggahan Soal PSI Usulkan Gibran dan Jokowi di Pilpres 2029