SuaraKaltim.id - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil V melakukan pemantauan harga bahan pokok. Khususnya, daging ayam di pasar tradisional dan ritel modern Balikpapan.
Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengetahui ketersediaan pasokan, pergerakan harga, serta mengantisipasi potensi praktek anti persaingan dalam pembentukan harga komoditas.
Pemantauan dilakukan di Balikpapan, karena sekitar 10 hari terakhir harga daging ayam melonjak di pasar tradisional mencapai Rp 65 ribu per ekor dengan berat sekitar 1,7 kilogram. Biasanya Rp 55 ribu per kilogram dengan berat 2 kilogram.
Salah satu pedagang di Pasar Klandasan menyatakan, biasanya setiap hari mampu menjual sampai 100 ekor per hari. Tetapi, sejak harga melonjak hanya mampu menjual paling banyak 70 ekor.
Selain itu, ia juga terpaksa mengurangi pengambilan berat ayam hidup dari broker. Di mana biasanya lebih dari 2 kilogram per ekor menjadi paling besar 1,7 kilogram per ekor.
Menurut Ketua PINSAR Kaltim Zamroni, pada 20 April – 10 Mei 2022, distribusi Day old chicken (DOC) dari perusahaan pembibitan tidak masuk kepada peternak ayam.
Sehingga, berdampak pada produksi ayam potong di tingkat peternak berkurang. Maka, harga daging ayam ditingkat konsumen lebih tinggi dari biasanya.
“Produsen menjual ayam hidup Rp 31 ribu per kilogram dan kami menduga kenaikan harga ayam terjadi dikarenakan pedagang mengetahui stok kurang di tingkat produsen. Sehingga pedagang mengambil kesempatan untuk menaikan harga daging ayam”, ujar Zamroni, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (17/6/2022).
Berdasarkan informasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kaltim, bahwa ada ketidakcermatan breeding farm dalam memprediksi permintaan DOC. Sehingga distribusi kepada peternak berkurang.
Baca Juga: IR dan ES Ditangkap di 2 Tempat Berbeda di Balikpapan, Kedapatan Bawa Sabu 41,72 Gram
Sementara Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota Samarinda menyampaikan pada saat 1-2 minggu sebelum dan setelah Idul Fitri biasanya peternak tidak memasukkan DOC ke kandang.
Sehingga siklus pembesaran DOC menjadi ayam potong terhenti. Dampaknya, pasokan ayam potong menjadi berkurang. Hal ini biasanya terjadi setiap tahun di momen sebelum dan setelah Idul Fitri.
KPPU pernah melakukan penanganan Perkara dan memutus Putusan KPPU No. 02/KPPU-I/2016 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 11 UU No. 5 Tahun 1999 terkait Pengaturan Produksi Bibit Ayam Pedaging (Broiler) di Indonesia.
Putusan tersebut memutus 12 perusahaan dalam praktek kartel ayam yang terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 11 Undang-undang nomor 5 tahun 1999.
Pelaku usaha tersebut diputus bersalah karena terbukti bersepakat melakukan afkir dini induk ayam (parent stock). Bahkan, kesepakatan itu dicapai setelah serangkaian pertemuan yang dilakukan yang dilakukan oleh para breeding farm.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Kaltim Pecahkan Rekor: 12.700 Guru Ikut PPG di Tengah Reformasi Pendidikan Nasional
-
5 Link DANA Kaget Sore Ini, Kejutan Cuan Senilai Rp479 Ribu
-
5 Top Mobil Bekas Favorit Keluarga 100 Jutaan, Nyaman dengan Fitur Hiburan
-
Aspirasi Daerah Jadi Penentu Arah RUU Sisdiknas 2025
-
Balikpapan Tawarkan HGU 90 Tahun untuk Dongkrak Arus Investasi