SuaraKaltim.id - Belum lama ini, pernyataan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dengan tegas menolak kepindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim) menuai sorotan. Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul), Budiman menilai, PKS memiliki alasan tertentu dalam mengeluarkan pernyataan itu.
Budiman menyebut, tampaknya PKS hendak meningkatkan elektabilitasnya secara nasional. Di Kaltim, jumlah pemilih hanya sekitar 2 juta. Artinya, jika hampir seluruh warga Kaltim tak memilih PKS, PKS tetap punya tabungan suara di provinsi lain.
“Logikanya begini, pemilih di Kaltim itu kan hanya sekitar 2 juta. Artinya, dari sisi jumlah pemilih, meskipun misalnya digabung se-Kaltim dan warganya tidak memilih PKS, mereka masih tetap punya tabungan suara di provinsi lain,” ungkapnya, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu (29/11/2023).
Tabungan suara yang dimaksud Budiman itu, PKS masih tetap bisa mendulang suara di provinsi-provinsi yang jumlah pemilihnya jauh lebih banyak dibanding Kaltim.
Baca Juga: Akmal Malik Ungkap Strategi untuk Tingkatkan Potensi Ekonomi di Sekitar IKN
Misalnya seperti di Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia mengatakan, provinsi-provinsi itu memiliki puluhan juta pemilih.
“Misalnya, ketika PKS sudah melakukan penelitian bahwa sebagian besar warga Jakarta dan Jawa lainnya tetap ingin mempertahankan ibu kota di Jakarta, maka dari sisi kalkulasi suara, itu lebih menguntungkan PKS secara nasional dibandingkan misalnya PKS memerhatikan suara di Kaltim,” sambung Budiman.
Artinya, ujar Budiman, suara di Kaltim dikorbankan untuk mendapat suara terbanyak. Sebagai informasi, jaringan media ini juga sempat menghubungi Ketua DPW PKS Kaltim, Dedi Kurniadi.
Tujuannya, untuk dimintai tanggapan terkait pernyataan PKS pusat mengenai penolakan perpindahan IKN pada 27 November dan 28 November 2023. Namun sama sekali tak ada respons. Saat dihubungi melalui sambungan telepon juga tidak dapat terhubung.
Kemudian, Juru Bicara atau Humas DPW PKS Kaltim, Abdul Rohim juga sempat dihubungi untuk dimintai tanggapan yang sama pada 28 November 2023. Namun yang bersangkutan juga tidak memberikan respons apapun.
Baca Juga: Jumlah Insentif dan Simulasi Pemindahan ASN ke IKN Sudah Difinalisasi Pemerintah
Di satu sisi, Budiman memaklumi ketika DPW PKS Kaltim enggan berkomentar mengenai penolakan PKS pusat terhadap IKN. Menurut Budiman, hal itu akan berkaitan dengan elektabilitas dan merugikan PKS Kaltim secara elektabilitas.
Berita Terkait
-
Panen Raya Padi 2025 Sangat Tinggi, Pengamat Menyatakan Publik Layak Memberikan Apresiasi
-
Pengamat Soroti Dugaan Kesengajaan Trump dalam Mengacaukan Ekonomi Dunia
-
Demi Kemerdekaan Palestina, PKS Lakukan Ini ke Turki
-
Diprotes MUI, PKS Malah Dukung Wacana Prabowo Tampung Warga Gaza: Ini Beda dari Ide Gila Trump
-
CEK FAKTA: Budi Arie Kembalikan Dana Haji yang Dipakai buat Bangun IKN
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
Terkini
-
Farid Nurrahman tentang Jembatan Mahakam 1: Jika Melewati Umur Strukturnya, Harus Dibangun Baru
-
64 Ribu Wisatawan Kunjungi IKN, Balikpapan Jadi Titik Transit Utama
-
Pertamina Gandeng Bengkel Resmi untuk Tangani Motor Berebet di Bontang
-
Tak Perlu Jauh-jauh, Liburan Seru Saat Long Weekend Bisa Dinikmati di Samarinda
-
Tahap II Pembangunan IKN Dimulai, Pemerintah Gelontorkan Rp 48,8 Triliun dari APBN