SuaraKaltim.id - Pada masa pemerintahan generasi ke-9 Kerajaan Berau yang dipimpin oleh Aji Dilaya berakhir, konflik dalam internal kerajaan Berau terjadi.
Setelah Aji Dilaya meninggal dunia, kedua putranya, yaitu Pangeran Tua dan Pangeran Dipati, sama-sama bertekad ingin menjadi raja.
Penyebab yang memudahkan mereka berseteru adalah mereka dilahirkan dengan berbeda ibu dan masing-masing dari mereka menganggap dirinya yang paling berhak menjadi raja.
Untuk meredam persaingan di antara keduanya, akhirnya Baddil Kuning, pusaka kerajaan yang sudah sembilan turunan dipelihara dengan baik dibagi menjadi dua.
Baca Juga: Mengenal Kesultanan Sambaliung dan Gunung Tabur, Dua Kerajaan Hasil Pecahan Kerajaan Berau
Alat utama kerajaan itu dibagi dua, Pangeran Tua mengambil satu buah dan Pangeran Dipati mengambil satu buah pula.
Sayangnya, Perseteruan itu tidak dapat didamaikan sampai akhirnya Pangeran
Tua dan kedua anaknya, yaitu Sultan Hasanuddin dan Maraja Laila pindah ke Kuran.
Sementara itu, keturunan Pangeran Dipati banyak yang pindah dari Santul ke Marabangun.
Salah satu keturunan Pangeran Dipati yang menjadi raja adalah Zainal Abidin. Sesudah Zainal Abidin mangkat, beliau digantikan oleh Sultan Badaruddin.
Namun perselisihan yang terjadi di antara raja-raja turunan dari Pangeran Tua dan Pangeran Dipati semakin bertambah parah.
Baca Juga: Asal Usul Kerajaan Berau, Raja Pertama Dikenal Sangat Tampan
Oleh karena itu, Sultan Amirilmukminin, putra Sultan Hasanuddin, pindah ke Tanjung di sebelah kanan alur mudik Sungai Kelay, tidak jauh dari Kampung Gayam sekarang.
Semasa hidupnya, Marum di Kuran atau ayah dari Sultan Amirilmukminin pernah berwasiat terkait baddil kuning itu.
Ia berkata "Kupesankan kepada turunanku dan rakyatku supaya jangan sekali-kali kalian memuja dan mengeramatkan Baddil Kuning karena kepercayaan itu menjadi pada perbuatan syirik. Kalau tidak dapat melaksanakan pesan ini, kalian jauhkan saja barang itu dari istanamu.
Jika Baddil Kuning itu tetap kalian pelihara, kerajaan dan keluarga kita akan binasa semuanya. Dengan menjauhkan Baddil Kuning itu berkuranglah bahaya yang akan mengancam keluarga kita."
Wasiat dari almarhum ayahnya itu sangat melekat di dalam pikiran Sultan Amirulmukminin. Ketika mereka baru pindah dari Mara angun, Baddil Kuning, warisannya dari Kerajaan Berau, dibuang di Pasarakan, yaitu pertemuan arus antara sungai Kelay dan Sungai Segah.
Pada saat itu, Amirilmukminin berkata di dalam hati, "Benar juga wasiat dari almarhum Ayahanda. Jika aku tidak dapat memelihara Baddil Kuning sesuai dengan pesannya, sebaiknya benda itu dijauhkan saja karena akan membawa kehancuan bagi keturunan nanti."
Ia ingat ketika keluarganya, turunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati, masih memiliki baddil kuning itu, hampir saja terjadi perkelahian besar-besaran.
Sekarang mereka mulai merasa tenteram di tempat yang baru, yaitu di Tanjung. Sebelum pindah ke tempat itu, daerah itu masih berupa hutan rimba.
Amirilmukminin dan anak buahnyalah yang mula-mula membuka dan membangun daerah itu Di tempat yang baru itu, Sultan Amirulmukminin dan putranya, Al muddin, mendirikan keraton.
Pangeran Alimuddin lalu menggntikan ayahandanya dan terkenal dengan sebutan Raja Alam.
Kerajaan yang baru terbentuk itu dinamai dengan Sambaliung yang berasal dari kata Sun artinya air dan baliung artinya berkelok.
Nama itu diambil karena arus air di gunung kampung Sambaliung agak berkelok-kelok. Wilayah kerajaan Sambaliung meliputi Tanjung Mangkalihat, sebelah kiri alur mudik sungai Berau, dan daerah sungai Kelay.
Sementara, gambaran dari Baddil Kuning ini sendiri dapat ditemukan dalam lambang resmi Kerajaan Gunung Tabur, salah satu pecahan dari Kerajaan Berau.
Kontributor: Maliana
Berita Terkait
-
Gempa 4,1 Magnitudo Guncang Berau, Titik Fokus Tak Jauh dengan IKN
-
Menyala, Bank Mandiri Apresiasi Paskibraka Tingkat Pusat
-
Profil Fatmawati: Sang Penjahit Bendera Pusaka dan Ibu Negara Pertama Indonesia
-
Megawati Kecil Bertanya: Kenapa Fatmawati yang Jahit Bendera Pusaka Padahal Bahannya Susah
-
Sejarah Upacara 17 Agustus di Istana Merdeka: Digagas Presiden Soekarno, Dialihkan Jokowi ke IKN di HUT RI ke-79
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Unik dan Sehat! Sporturism Kaltim Tawarkan Pengalaman Olahraga Sambil Petik Buah
-
Hadi Mulyadi: Pemprov Kaltim Terus Wujudkan Akses Pendidikan bagi Penyandang Disabilitas
-
Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil 5,52 Persen YoY, Sektor Listrik dan Gas Melonjak 18,74 Persen
-
Izin Kampanye di GOR Kadrie Oening Dihambat, Tim Isran-Hadi Protes Keras
-
Aroma Ketidakadilan di Debat Pilkada Kaltim? Tim Hukum Isran-Hadi Desak Transparansi KPUD