SuaraKaltim.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi adanya penurunan titik panas di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam tiga hari terakhir. Di mana pada Sabtu (24/02/2024) di Kaltim terdapat 181 titik menjadi 76 titik pada Minggu (25/02/2024), dan turun lagi menjadi 41 titik di Senin (26/02/2024) kemarin.
Hal itu disampaikan Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida belum lama ini.
"Pada Sabtu, terdeteksi sebanyak 181 titik, pada Minggu turun menjadi 76 titik, dan pada Senin turun lagi menjadi 41 titik," ujarnya, disadur dari ANTARA, Selasa (27/02/2024).
Sebanyak 41 titik panas yang terpantau sepanjang Senin kemarin terjadi pada pukul 01.00 hingga 24.00 WITA. Informasi sebaran titik panas ini sudah disampaikan ke pihak terkait.
Seperti, Dinas Penyelamatan dan Pemadaman Kebakaran, Manggala Agni, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
"Sebanyak 76 titik yang terpantau Minggu tersebar di empat kabupaten yakni Kutai Barat (Kubar) 1 titik, Kutai Timur (Kutim) 29 titik, Kutai Kartanegara (Kukar) 42 titik, dan Berau 4 titik," jelasnya.
Sedangkan 41 titik panas yang terpantau Senin kemarin tersebar pada tiga kabupaten. Yakni Kutim 14 titik, Kukar 25 titik, dan Berau 2 titik.
Rinciannya di Kutim tersebar di 2 kecamatan. Yaitu, Bengalon 13 titik dan Kecamatan Kaubun 1 titik. Semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
"Sementara di Kabupaten Kutai Kartanegara semuanya berada di Kecamatan Muara Kaman dan semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah. Untuk di Kabupaten Berau, keduanya berada di Kecamatan Pulau Derawan dengan tingkat kepercayaan menengah," lanjutnya.
Baca Juga: Dukung Keberagaman dan Ekonomi Kreatif, Hetifah Dukung Sunda Fest di Kaltim
Meskipun jumlah titik panas menurun, ia tetap mengimbau semua pihak selalu waspada dan mencegah agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Seperti, tidak melakukan pembakaran di hutan maupun di lahan agar tidak terjadi penambahan maupun perluasan titik panas.
"Kewaspadaan perlu dilakukan karena sejumlah kawasan masih mengalami cuaca panas dalam beberapa hari berturut-turut, sehingga hal ini dapat menyebabkan ranting dan daun mengering yang rawan terjadi karhutla saat terkena api maupun bara," lugasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
5 Body Lotion Efektif untuk Kulit Kering, Ringan dan Nyaman Dipakai Harian
-
Bocoran Huawei Mate 80, Dikabarkan Punya RAM 20GB Jelang Peluncuran
-
Truk Sawit di Kaltim Wajib Pakai Plat KT untuk Tingkatkan Pendapatan Daerah
-
3 Link DANA Kaget Hari Ini Senilai Rp260 Ribu, Rebut Kejutan Cuannya
-
Gubernur Kaltim Janji Insentif Guru Non ASN Berlanjut hingga 2030