SuaraKaltim.id - Kepala Seksi Kerawanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Penajam Paser Utara (PPU) Sri Harijanto, menyoroti dinamika kehidupan penduduk dalam mengikuti perkembangan zaman.
Menurutnya, kehidupan penduduk saat ini sangat dinamis, tetapi luas wilayah memiliki dampak signifikan terhadap kepadatan dan kekuatan desa di masa depan.
Sri juga menekankan perlunya penelitian mendalam terhadap lahan-lahan potensial sebagai sumber pangan desa. Optimalisasi lahan tersebut menjadi fokus utama untuk mendukung ketahanan pangan.
"Makanya perlu dipertimbangkan lebih lanjut, lahan-lahan potensial yang dapat menjadi sumber pangan desa. Hal ini menjadi penting untuk mendukung ketahanan pangan," ungkapnya, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu (06/03/2024).
Baca Juga: GPM Digelar di Bontang, Beras Dijual Rp 57.500 per Karung
Sri juga menyoroti pentingnya prasarana pangan dalam mencapai ketahanan pangan di tingkat desa. Kemampuan desa dalam memanfaatkan sumber daya prasarana pangan di sekitarnya menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.
"Ini berkaitan dengan infrastruktur pangan, dimana kemampuan desa untuk memanfaatkan sumber daya infrastruktur pangan di sekitarnya sangat penting untuk mencapai ketahanan pangan," katanya.
Dalam konteks pangan, Babulu telah menjadi sentral pangan utama di PPU, terutama sebagai sumber beras. Meskipun Babulu telah berhasil sebagai sentral pangan utama, Sri mencatat bahwa masih ada banyak lahan yang belum dioptimalkan dengan baik, terutama yang terkendala oleh ketersediaan air yang terbatas.
"Meskipun Babulu telah menjadi sentral pangan utama, masih ada lahan yang belum dioptimalkan dengan baik karena keterbatasan air," tambahnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Sri mencari solusi agar lahan yang terkendala oleh ketersediaan air yang terbatas dapat dikembangkan kembali. Hal ini penting untuk mencegah petani mengalihfungsikan lahannya, yang dapat berdampak negatif pada ketahanan pangan desa.
Baca Juga: DPRD PPU Dorong Pemkab Agresif Kembangkan Pariwisata Jelang IKN
"Kami sedang mencari cara agar lahan yang terkendala oleh ketersediaan air dapat dikembangkan kembali agar petani tidak mengalihfungsikan lahan mereka, yang dapat berdampak negatif pada ketahanan pangan desa," tutup Sri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Pagi-pagi Cuan, Buka Segera 3 Amplop DANA Kaget Sambil Rebahan
-
Tambahan Malam Minggu, Cek 4 Link DANA Kaget buat Traktir Teman-teman
-
TKA Mulai Diterapkan November 2025, Sasar Evaluasi Individu Siswa
-
54 Persen Lebih! Proyek Gedung PUPR IKN Bukti Komitmen PTPP
-
Penerimaan Pajak Kaltimtara Capai Rp 5,8 Triliun, Tapi Terkoreksi 24 Persen