SuaraKaltim.id - Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPRD Samarinda, Abdul Rohim, menyebut realisasi penerapan peralatan, sarana dan prasarana sekolah-sekolah di Kota Samarinda belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Hal itu disampaikannya setelah mendengar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah TA 2023 dalam program prioritas Wali Kota Samarinda.
"Kita cek yang terutama adalah salah satu program prioritas pak wali kota itu kan yaitu program bantuan peralatan dan sarana, itu juga yang disampaikan waktu LKPJ nah yang kita dapatkan datanya ternyata masih banyak belum memenuhi standarisasi SNI," ujarnya, melansir dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Senin (29/04/2024).
Rohim membeberkan, meninjau dari data program belajar 12 tahun, ternyata masih banyak sekolah-sekolah yang peralatan dan sarana prasarananya belum memenuhi standarisasi.
Menurutnya, untuk mengukur target penunjang program ini saja harus diberikan penentuan berapa persen target yang bisa direalisasikan terlebih dahulu.
"Menurut kami mesti yang jadi ukuran itu kalau mau menunjang program belajar 12 tahun, berarti semua sekolah di Samarinda itu seluruhnya, karena kan di situ enggak sebut berapa persen tapi disebut bantuan saran prasarana 12 tahun berarti seluruh sekolah," katanya.
Rohim juga mengungkapkan, pada 2023 setelah memeriksa data kurang lebih baru 50 persen yang baru tersentuh dari bantuan yang dimaksud. Persentase angka itu pun terbilang masih rendah.
"Yang 2023 itu kita cek datanya paling kurang lebih baru 50 persen yang tersentuh dari bantuan itu,"ujar Rohim.
Melihat itu Abdul pun menyatakan akan menagih apa yang telah disampaikan oleh Walikota Samarinda mengenai bantuan terhadap seluruh sekolah, baik dari tingkat SD maupun SMP bahkan hingga PAUD harus memenuhi standar SNI peralatan khusus untuk sarana dan prasarana sekolah.
Baca Juga: Sejarah Pembentukan Kaltim, Jadi Wilayah Pertama di luar Jawa Sumatera yang Gabung RI
Ia berharap, mengenai standar SNI itu bukan hanya sekedar pasar namun menjadi prioritas karena sekolah itu merupakan tempat manusia dididik.
"Kan Pak Wali Kota terus-terusan bahas soal pasar standar SNI itu kan cuma pasar, mestinya yang ada dalam program prioritasnya kan tunjangan pendidikan, mestinya sekolah itu yang diprioritaskan karena di situ manusianya dididik itu catatan kita," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Shin Tae-yong: Jay Idzes Menolak
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Anak Muda Merapat! Ini 4 Mobil Bekas Keren Rp30 Jutaan yang Siap Diajak Keliling Pulau Jawa
Pilihan
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
-
Daftar 5 HP Android Punya Kamera Setara iPhone, Harga Jauh Lebih Murah
Terkini
-
Ribuan Paket Pangan Dibagikan, PAN Kaltim Rayakan HUT ke-27 dengan Aksi Nyata
-
Dari Tragedi 1965 hingga Lubang Tambang, Aksi Kamisan Kaltim Terus Menolak Lupa
-
IKN Tahap II: Dari Infrastruktur ke Simbol Utuhnya Pemerintahan Baru
-
Lebih dari Sekadar Mahkota: Perjalanan Rinanda dari Kaltim ke Puteri Indonesia
-
Hasanuddin Masud: Semangat Kemerdekaan Jadi Energi Bangun Daerah