Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Jum'at, 10 Mei 2024 | 13:30 WIB
Museum Batu Bara, Teluk Bayur, Berau. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Museum batu bara di Jalan Kamar Bola, RT.19, Teluk Bayur sudah selesai direnovasi akhir November 2023 lalu. Namun bangunan bergaya klasik itu hingga sekarang belum dimanfaatkan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Ilyas Natsir mengaku, langkah awal yang telah dilakukan adalah berkoordinasi dengan sejumlah perusahaan batu bara. Itu dimaksudkan agar perusahaan-perusahaan tersebut turut membantu merancang miniature alat produksi.

Selain itu, katanya, perlu ada sejumlah batubara berkalori rendah dan tinggu untuk dipamerkan di museum. Rencana yang sedemikian matang itu, diperlukan Disbudpar agar wisata tersebut selain sebagai situs sejarah juga sarana edukasi wisatawan.

“Ini sudah masuk ke tahapan pembahasan ke perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar Teluk Bayur,” ujarnya, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Jumat (10/05/2024).

Baca Juga: Komplotan Curanmor Berau Diringkus! 3 Pelaku Dibekuk, 21 Motor Curian Diamankan!

Hanya saja terkait kapan eksekusi di lapangan, eks, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung itu belum dapat membocorkan ke publik. Sebab terkait komunikasi ke perusahaan batu bara juga masih berlangsung.

“Harapan kami secepatnya, lebih cepat lebih baik, tentu kita akan kembali mengajukan anggaran untuk sejumlah miniatur dan pameran di dalam museum,” timpalnya.

Mengetahui jika pemanfaatan bangunan peninggalan zaman kolonial itu akan segera dilanjutkan, Anggota DPRD Berau, Sri Kumala Sari menginginkan agar segera ditindaklanjuti mengingat sudah dua kali renovasi dengan anggaran mencapai 1,8 Miliar.

Dirinya sangat mendukung rencana Disbudpar, apalagi dikatakan anggota fraksi Golkar itu, dirinya sangat siap apabila harus berjuang dalam mengusulkan anggaran terkait pemanfaatan museum di kecamatan yang dijuluki sebagai kota tua itu.

“Kami sangat support dan sangat siap, apalagi saya orang asli kelahiran Teluk Bayur tentu sangat antusias menyambut ini,” ungkapnya.

Baca Juga: Naureen Mini Garden: Bukti Kreativitas Mengubah Bekas Tambang Menjadi Taman Wisata Menawan

Terkait lambannya pemanfaat alihfungsi gedung, dari gedung tua yang terbengkalai menjadi museum Sari beranggapan bahwa bisa jadi kondisi itu lantaran hal-hal yang menjadi hambatan dinas, seperti diantaranya komunikasi antar internal yang belum sinkron.

Dirinya berharap dengan dibukanya museum batu bara tersebut, kota kelahirannya lebih menambah warna wisata di Bumi Batiwakkal.

“Saya menghendaki itu bisa segera dimanfaatkan karena bisa menciptakan efek domino, seperti keuntungan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah di sekitar karena banyak wisatawan yang datang berkunjung tadi,” tambah Sari.

“Intinya bisa menjadi wisata pilihan selain yang sudah mencerminkan Berau seperti Derawan dan Maratua, pelancong akhirnya bisa tahu jika juga ada situs wisata lain yakni sejarah adanya keberadaan warga Belanda di Berau,” pungkasnya.

Load More