SuaraKaltim.id - Masyarakat Suku Kutai memiliki beragam kesenian tradisional yang masih dilestarikan hingga kini. Salah satu kesenian tradisional itu adalah Tarsul.
Tarsul adalah kesenian tradisional berupa nyanyian yang berkembang di tengah masyarakat Kutai Kertanegara.
Secara etimologi, Tarsul sendiri berasal dari dua suku kata yakni Tar dan Sul. Tar sendiri memiliki arti sebuah kalimat atau bait syair yang menjadi pengantar atau permulaan.
Kemudian Sul ini adalah kalimat atau bait syair yang digunakan sebagai penyusul atau balasan dari Tar tadi.
Jika digabungkan, maka Tarsul merupakan sejenis pantun dengan syair bersusul yang saling berbalas-balasan.
Sama seperti pantun, syair pada bait pertama atau Tar adalah menanyakan sesuatu, sementara pada bait selanjutnya adalah jawaban dari bait pertama.
Hingga kini, tradisi Tarsul atau tradisi lisan masyarakat Kutai ini masih terpelihara dengan baik dan biasanya diselenggarakan di berbagai upacara atau festival kesenian adat.
Tarsul mirip seperti pantun karena liriknya adalah pesan yang saling berbalas-balasan dengan nyanyian atau syair.
Keunikan dari tradisi Tarsul ini sampai membuat pemerintah resmi menjadikannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dan Warisan Budaya Benda (WBB) Indonesia.
Baca Juga: Menyibak Misteri Gua Gunung Kombeng: Kisah Penyelamatan Arca Hindu dan Situs Kerajaan Kutai
Peresmian dari Tarsul sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia ini ditetapkan melalui SK Kemendikbudristek nomor 414/P/2022 tanggal 21 Oktober 2022.
Tradisi Tarsul ini berkaitan dengan agama Islam karena memiliki syair dan bait-bait sastra yang berisi tentang nasihat kehidupan dalam beragama.
Selain itu, Tarsul juga biasanya berisi syair yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial budaya dalam masyarakat Kutai.
Sebelumnya, Tarsul ini dikembangkan dan semakin tumbuh secara cepat karena masyarakat Kutai di pesisir Kalimantan Timur, terutama mereka yang beragama Islam.
Di masyarakat Kutai, Tarsul masih terus dilestarikan dan biasanya dipentaskan oleh para seniman saat pembukaan Erau, upacara adat paling meriah di Kalimantan Timur.
Kemudian, selain digelar saat pertunjukkan Erau, beberapa masyarakat yang masih kental adatnya juga menggunakan Tarsul ketika mengantar calon mempelai pria ke rumah calon mempelai wanita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
AYIMUN Samarinda Chapter 2025 Siapkan Generasi Muda Jadi Calon Pemimpin Global
-
Kaltim Jamin Stok Pangan Aman, Harga Terpantau Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
-
Persagi Siap Tugaskan Ahli Gizi untuk MBG di Seluruh Pelosok Indonesia
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi