SuaraKaltim.id - Masyarakat Dayak Lebo merupakan salah satu subsuku Dayak yang menempati wilayah di Desa Wisata Kampung Merabu, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Di desa adat tersebut, masyarakat Dayak Lebo telah mendapatkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk mengelola sekitar 8.425 hektar hutan.
Hutan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat tersebut untuk membuat desa wisata yang memiliki beragam keunikan dan adat istiadatnya yang masih kental.
Salah satu adat istiadat yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Lebo adalah ritual adat Tuaq Manuk.
Baca Juga: Menyingkap Asal Usul Nenek Moyang Suku Dayak, Benarkah dari China?
Ritual Tuaq Manuk merupakan tradisi gotong royong dengan nuansa keagamaan yang masih kental tetapi dapat merangkul semua golongan.
Sebab, meski sebagian besar warganya merupakan suku Dayak Lebo, tetapi ada juga beberapa suku pendatang seperti suku Jawa, Bugis, Kutai Barat, dan Banjar yang hidup harmonis dalam keragaman suku dan agama.
Ritual Tuaq Manuk ini merupakan upaya masyarakat Dayak Lebo untuk mempertahankan dan melestarikan adat istiadatnya, sehingga ritual ini selalu diadakan setiap tahunnya.
Biasanya, dalam ritual Tuaq Manuk ini terdapat berbagai macam perayaan seperti adanya tarian tradisional, musik-musikan, hingga upacara sakral.
Ada serangkaian tahapan yang biasanya diadakan dalam Ritual Tuaq Manuk yang harus dijalani oleh masyarakat setempat tertib dan khusyuk.
Baca Juga: Kesamaan Suku Dayak dengan Suku Formosa di Taiwan, Simpan Tengkorak Musuh?
Masa Beramu merupakan tahapan pertama dari ritual ini, di mana masyarakat biasanya bergotong-royong bersama untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan dalam persiapan pesta adat.
Kemudian ada tahapan selanjutnya yakni Masa Pasing, dimana setelah keperluan siap semua maka dilaksanakan pembacaan doa sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diberikan.
Hingga akhirnya sampai pada tahapan Masa Menyadi Tuaq yang biasanya paling ditunggu oleh masyarakat Dayak Lebo.
Dalam tahapan ini, masyarakat akan menjalankan berbagai upacara dan tradisi adat yang diwariskan secara turun-temurun dengan semangat dan penuh suka cita kebersamaan.
Para pemangku adat kemudian bertugas mengarahkan jalannya ritual yang sakral ini dengan penuh semangat kebersamaan.
Selanjutnya di bagian akhir terdapat Masa Peding yang mewajibkan setiap individu harus taat pada aturan dan pantangan yang telah ditetapkan.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
Terkini
-
Klaim Mudah! Panduan + 10 Link DANA Kaget Langsung Cair
-
5 Desain Kamar Mandi Anak Paling Ceria dan Aman, Bikin Si Kecil Betah Berlama-lama!
-
Amplop Digital Datang, Buruan Klaim DANA Kaget Sebelum Menyesal
-
Klaim Sekarang! Link DANA Kaget Terbaru, Saldo Gratis Menanti
-
5 Model Garasi Rumah Minimalis Modern, Stylish dan Efisien!