SuaraKaltim.id - Tari Punan Letto merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan Timur. Nama Punan Letto diambil dari kata "Punan" yang artinya merebut, dan "Letto" yang artinya adalah gadis atau wanita.
Tarian ini dikenal erat di kalangan masyarakat Dayak Kenyah. Biasanya, tarian ini dipentaskan dalam upacara Mecaq Undat atau pesta panen masyarakat suku Dayak Kenyah Lepok Tukung Ritan.
Meski memiliki arti merebutkan wanita, tetapi simbol dan makna yang kuat dalam tarian ini adalah tentang perjuangan, nasihat, kesungguhan, kesetiaan, keberanian, dan keadilan.
Lantas bagaimana mitos di balik tarian Punan Letto ini?
Rupanya, di balik simbol tarian yang berarti perjuangan, ada mitos berkembang terkait asal usul dari Tari Punan Letto ini hingga masyarakat masih mempercayainya.
Dahulu di Desa Apo Kayan ada dua laki-laki dan satu perempuan bermain di lereng gunung yang tidak jauh dari Desa Apo Kayan.
Diam-diam kedua laki-laki ini sama-sama tertarik kepada perempuan yang bermain bersama mereka.
Beberapa lama kemudian, setelah keduanya mengetahui bahwa mereka sama-sama tertarik kepada perempuan tersebut, mereka mencari cara untuk bisa mendapatkan perempuan tersebut.
Mereka ingin memperebutkannya dengan cara laki-laki yang adil dan mereka memutuskan untuk berperang.
Baca Juga: Mengenal Suku Dayak Lebo, Sang Penjaga Hutan di Kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat
Dari peperangan itu, yang menang dalam pertempuran yang berhak mendapatkan perempuan tersebut.
Perempuan yang diperebutkan ini adalah putri seorang kepala suku yang terkenal karena merupakan putri yang cerdas, baik hati, bijaksana dan cantik.
Begitulah mitos dan cerita yang berkembang di masyarakat Dayak Kenyah hingga memunculkan tarian Punan Letto.
Tarian ini dibagi menjadi tiga adegan, yang pembagiannya dapat dilihat dari struktur gerak dalam tarian tersebut.
Adegan pertama tersusun dari motif-motif gerak yang lembut dan mengalun, kemudian
degan kedua banyak menggunakan motif gerak dengan tempo cepat atau gerakan-gerakan perang dengan volume yang besar diikuti dengan suara teriakkan.
Sedangkan motif-motif gerak tari pada adegan ketiga menggambarkan suasana bahagia atas kemenangannya dalam perang yang telah dilakukan.
Inilah yang menjadikan tarian ini begitu banyak memiliki makna dan simbol yang terkandung di dalamnya.
Tidak hanya properti namun gerak, pola lantai, busana, dan segala yang mendukung tarian tersebut merupakan simbol yang sarat dengan makna dan kekuatan magis yang dipercaya oleh suku Dayak Kenyah Lepok Tukung Desa Tukung Ritan.
Kontributor : Maliana
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
Terkini
-
128 Penyuluh Dikerahkan Kukar untuk Kawal Swasembada Pangan IKN
-
Unmul Klarifikasi Mahasiswa dalam Video 'Tunggangi Penyu' Derawan: Bukan Bagian Kegiatan KKN
-
Balikpapan Matangkan Lokasi Dapur MBG di Tiga Kecamatan Prioritas
-
Dukung IKN, Pemkab PPU Targetkan 60 Persen Warga Terlayani Air Bersih
-
Harga Beras Premium di Balikpapan Tembus Rp17 Ribu, Jauh di Atas HET