SuaraKaltim.id - Puluhan massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur (Kaltim) kembali melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Kaltim pada Selasa (15/04/2025).
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap lambannya respons pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dalam menangani konflik yang terjadi di Dusun Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser.
Selama lima bulan terakhir, warga masih mencari kejelasan atas pelaku pembunuhan yang menewaskan seorang warga di wilayah tersebut.
Konflik ini mencuat seiring beroperasinya hauling batu bara milik PT Mantimin Coal Mining (MCM) yang menggunakan jalan umum sebagai jalur distribusi, menimbulkan keresahan warga sejak November 2024.
Sekitar 700 truk batu bara melintasi jalan umum setiap hari, menimbulkan dampak serius, mulai dari debu tebal, aktivitas warga terganggu, hingga ancaman terhadap keselamatan.
Pada Oktober 2024, seorang pendeta bernama Veronika Fitriani tewas terlindas truk perusahaan, memicu warga untuk memblokade jalan yang biasa digunakan sebagai jalur hauling.
Insiden tragis kembali terjadi pada 15 November 2024 pukul 04.00 WITA. Dua warga yang berjaga di posko, Russel (60) dan Anson (55), menjadi korban penyerangan.
Keduanya mengalami luka parah setelah digorok oleh orang tak dikenal. Russel meninggal dunia, sementara Anson selamat dan sempat menjalani perawatan intensif.
Sebagai respons, warga Dusun Muara Kate bersama sejumlah NGO dan mahasiswa membentuk Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim dan menggelar aksi damai pada 18 November 2024.
Baca Juga: Satu Bulan Tanpa Kepastian, KMS Kembali Gelar Aksi untuk Kasus Pembunuhan Brutal di Paser
Namun, tuntutan mereka tidak mendapat tanggapan memuaskan dari pemerintah. Aksi kemudian berlanjut beberapa hari setelahnya, namun kembali tanpa hasil.
Datang ke Kantor Gubernur Kaltim, Berteriak "Cuek Pol"
Tak puas, massa kembali mendatangi Kantor Gubernur Kaltim pada Selasa (15/04/2025). Mereka membawa poster dan spanduk bertuliskan “cuek pol” sebagai sorotan utama.
Kostum para peserta aksi pun beragam, dari atribut adat hingga jaket oranye dan helm khas pekerja tambang. Dalam orasi, mereka juga menyertakan truk mainan berisi arang sebagai simbol operasional tambang.
Aksi teatrikal turut ditampilkan. Di depan plang kantor gubernur, sejumlah peserta mengenakan kostum polisi dan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, dengan mulut dan telinga ditutup uang sebagai simbol dugaan pembungkaman oleh perusahaan tambang.
Seorang peserta lain berdandan sebagai korban, lengkap dengan perban di kepala dan leher, merepresentasikan kekerasan terhadap warga.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Bukan Ganti Guru, AI Justru Bantu Ciptakan Kelas yang Lebih Hidup
-
CEK FAKTA: Benarkah Ada Pendaftaran Program Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan Rp 20 Triliun?
-
CEK FAKTA: Benarkah Luhut Ditetapkan Jaksa Agung sebagai Tersangka Korupsi Lahan?
-
CEK FAKTA: Klaim Wamenag Muhammad Syafii Setujui Hukuman Mati Koruptor
-
CEK FAKTA: Unggahan Soal PSI Usulkan Gibran dan Jokowi di Pilpres 2029