Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 15 April 2025 | 21:27 WIB
Demonstrasi Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim di depan Kantor Gubernur Kaltim pada Selasa, (15/04/2025). Mereka menuntut kekecewaan masyarakat Dusun Muara Kate terhadap pemerintah daerah dan aparat yang dianggap lamban menyelesaikan konflik. [SuaraKaltim.id/Giovanni Gilbert]

Datang ke Kantor Gubernur Kaltim, Berteriak "Cuek Pol"

Tak puas, massa kembali mendatangi Kantor Gubernur Kaltim pada Selasa (15/04/2025). Mereka membawa poster dan spanduk bertuliskan “cuek pol” sebagai sorotan utama.

Kostum para peserta aksi pun beragam, dari atribut adat hingga jaket oranye dan helm khas pekerja tambang. Dalam orasi, mereka juga menyertakan truk mainan berisi arang sebagai simbol operasional tambang.

Aksi teatrikal turut ditampilkan. Di depan plang kantor gubernur, sejumlah peserta mengenakan kostum polisi dan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, dengan mulut dan telinga ditutup uang sebagai simbol dugaan pembungkaman oleh perusahaan tambang.

Baca Juga: Satu Bulan Tanpa Kepastian, KMS Kembali Gelar Aksi untuk Kasus Pembunuhan Brutal di Paser

Seorang peserta lain berdandan sebagai korban, lengkap dengan perban di kepala dan leher, merepresentasikan kekerasan terhadap warga.

Setelah berorasi dari pukul 08.00 hingga 12.00 WITA, massa beristirahat di Masjid Nurul Mu’minin. Saat itu, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud melintas dan hendak melaksanakan salat.

Usai beribadah, ia dihadang oleh perwakilan masyarakat adat yang ingin segera berdialog.

“Sekarang pak. Karena kita belum makan, tunggu bertemu dengan bapak baru kami makan,” kata salah satu warga adat dari Batu Kajang.

Sekitar pukul 13.30, 20 orang dari massa aksi dipersilakan masuk ke ruang pertemuan di kantor gubernur. Namun, sempat terjadi ketegangan lantaran masyarakat adat dilarang membawa ponsel ke dalam ruangan.

Baca Juga: Salahkan Media, Natalius Pigai Ngaku Tak Tahu Soal Konflik Tambang dan Masyarakat Adat di Paser: Gimana Kita Bisa Tahu?

Mereka menolak, menganggap hal itu sebagai bentuk ketertutupan. Setelah bernegosiasi, akhirnya semua diperbolehkan masuk bersama media.

Load More