SuaraKaltim.id - Untuk memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) tetap stabil di wilayahnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda mengambil langkah proaktif dengan mengundang Pertamina dalam diskusi informal pada Jumat, 23 Mei 2025.
Inisiatif ini muncul di tengah kekhawatiran akan potensi kelangkaan BBM seperti yang terjadi di sejumlah daerah lain di Kalimantan Timur (Kaltim).
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut bersifat nonformal, namun membahas hal-hal penting terkait distribusi dan ketersediaan BBM di lapangan.
“Sebenarnya nggak ada rapat resmi, cuma saya berinisiatif untuk kemarin mengundang beliau untuk ngobrol santai hari ini. Dalam rangka untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kelangkaan seperti di daerah lain,” ujarnya kepada awak media seusai pertemuan, dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Sabtu, 24 Mei 2025.
Berdasarkan data yang dihimpun, dari total 30 SPBU di Samarinda, hanya dua yang dilaporkan mengalami kekurangan stok.
Andi Harun menegaskan bahwa kondisi ini tidak dapat serta-merta dibebankan kepada pihak Pertamina, karena ada kendala lain yang bersifat internal di masing-masing SPBU.
“Secara umum kalau kita lihat data dari Pertamina, stok bahan bakar kita relatif aman kecuali 1-2 SPBU karena modalnya terbatas,” ucapnya.
Samarinda sempat membantu distribusi BBM ke Balikpapan saat daerah tersebut mengalami kelangkaan.
Namun, Andi memastikan bahwa kebijakan itu tidak menimbulkan dampak besar terhadap kebutuhan BBM di Samarinda sendiri.
Baca Juga: Satpol PP Samarinda Tindak Anjal yang Gores Kendaraan Warga di Jalan
“Ya kita tahu bahwa memang ada (stok BBM kita) yang diperbantukan, ada pengiriman pada saat kejadian itu. Tapi relatif tidak mempengaruhi situasi secara serius di Samarinda,” tegasnya.
Lebih dari sekadar kebutuhan lokal, Samarinda juga memiliki peran strategis dalam rantai pasok energi regional.
Andi Harun menyampaikan bahwa keberadaan kota ini sebagai simpul distribusi menuntut perhatian lebih terhadap ketersediaan energi, karena turut menopang kebutuhan daerah sekitar.
“Jadi memang posisi Samarinda itu posisi vital, karena selain kita harus menjamin stok yang ada untuk Kota Samarinda, (hal ini) juga menjadi hub untuk di beberapa daerah yang ada di sekitar Samarinda,” tutur Andi.
Antrean BBM di Balikpapan Mulai Terurai, SPBU Kini Beroperasi 24 Jam
Upaya tanggap darurat PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan dalam mempercepat distribusi bahan bakar membuahkan hasil.
Antrean panjang yang sempat mengular di sejumlah SPBU di Kota Balikpapan kini mulai terurai.
Pantauan pada Selasa, 20 Mei 2025, menunjukkan situasi yang lebih terkendali di SPBU 6176103 Jalan MT Haryono, SPBU 6476109 depan Majesty, hingga SPBU 6476105 di kawasan Kebun Sayur.
Kendaraan tidak lagi mengantre panjang seperti hari-hari sebelumnya. Aparat kepolisian dan Satpol PP turut disiagakan untuk menjaga ketertiban selama proses pengisian BBM berlangsung.
“Tadi pagi sempat antre, tapi tidak lama dan sekarang sudah lancar,” ujar Ari, pengemudi ojek daring saat mengisi BBM di SPBU MT Haryono, disadur dari ANTARA, Rabu, 21 Mei 2025.
Perubahan signifikan ini terjadi setelah Pertamina membuka layanan 24 jam di sejumlah SPBU strategis.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, menyatakan langkah ini menjadi bagian dari strategi percepatan pemulihan distribusi BBM.
“Selain depot kami yang sudah beroperasi penuh, kami juga aktifkan SPBU layanan nonstop untuk mempercepat penyaluran ke masyarakat. Dengan begitu, antrean tidak menumpuk dan ketersediaan BBM bisa dijaga,” ujar Alexander.
SPBU yang beroperasi 24 jam antara lain SPBU 6176101 Karang Anyar, SPBU 6176102 Sepinggan, SPBU 6176103 MT Haryono, hingga SPBU Modular di Lapangan Merdeka dan Jalan Letkol Pol H.M. Asnawi Arbain.
Selain menambah jam operasional, Pertamina juga menegaskan bahwa stok BBM dalam kondisi aman dan distribusi terus dilakukan secara merata dengan pengawasan ketat di lapangan.
Targetnya, seluruh layanan BBM di Balikpapan segera kembali normal, sehingga masyarakat bisa beraktivitas tanpa gangguan.
Di sisi lain, Pertamina Patra Niaga turut hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Balikpapan untuk membahas akar masalah antrean BBM.
Hasilnya, terdapat tujuh poin kesepakatan penting, termasuk permintaan maaf resmi kepada masyarakat serta komitmen untuk memenuhi kebutuhan kuota BBM secara maksimal.
Salah satu poin menekankan bahwa apabila Pertamina tidak dapat menjalankan rekomendasi tersebut, maka manajemen regional yang bertugas di Balikpapan menyatakan siap mengundurkan diri.
Langkah-langkah ini menandakan adanya keseriusan dari semua pihak—baik Pertamina maupun pemangku kepentingan daerah—untuk menjaga kelancaran distribusi energi dan menekan potensi krisis BBM di masa mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Terbitkan 20,9 Juta Saham Baru, PANI Gelar Private Placement Rp300 Miliar
-
3 Rekomendasi HP Gaming Murah Baterai Awet Berhari-hari, Harga Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
4 HP Murah RAM 12 GB Paling Worth It di Bawah Rp3 Juta, Harga Terjangkau Performa Handal
-
Here We Go! FC Utrecht Lepas Miliano Jonathans ke Timnas Indonesia
-
Danantara Pecat Immanuel Ebenezer dari Komisaris Pupuk Indonesia Usai Terjaring OTT KPK!
Terkini
-
Belajar Coding Sejak SD, PPU Persiapkan Generasi Muda Hadapi Era IKN
-
Gratispol Kaltim Terkendala Selisih Kuota, Wagub Seno: Bukan Pemprov yang Kurangi
-
Balikpapan Kejar Target Bebas Banjir, 64 Titik Genangan Diklaim Sudah Ditangani
-
IKN Era Prabowo: Pembangunan 'Bergeser', Rp 48,8 Triliun di Tangan Basuki
-
Kasus Suap IUP Seret Awang Faroek dan Putrinya, Akademisi: Ada Pelanggaran Terhadap Peraturan