Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 01 Juli 2025 | 16:39 WIB
Plt Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN Danis H Sumadilaga. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Ibu Kota Nusantara (IKN) terus bergerak ke tahap pembangunan berikutnya.

Otorita IKN resmi menandatangani sembilan paket perjanjian kerja sama proyek baru sebagai bagian dari tahap dua pengembangan kawasan, yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Hal itu disampaikan Plt Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Otorita IKN Danis H Sumadilaga saat memberikan keterangan di Sepaku, Sabtu, 29 Juni 2025.

"IKN kini masuk tahap dua pembangunan," ujar Danis, disadur dari ANTARA, Senin, 1 Juli 2025.

Baca Juga: 37 Persen Masih Terlayani, PPU Kebut Akses Air Bersih demi Kawasan IKN

Paket proyek yang disepakati kali ini meliputi pembangunan tujuh infrastruktur jalan utama, penataan kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau (RTH), serta penataan kawasan Sepaku, yang merupakan wilayah sosial-ekonomi aktif.

Menurut Danis, penataan Sepaku tidak bisa disamakan dengan pembangunan di lahan kosong.

Kawasan ini merupakan pusat interaksi warga dan telah hidup secara ekonomi serta sosial.

Oleh karena itu, pendekatannya harus lebih sensitif terhadap keberadaan masyarakat lokal.

“Penataan kawasan Sepaku bukan proyek biasa karena dilakukan di kawasan yang telah aktif secara sosial dan ekonomi,” jelasnya.

Baca Juga: 6,7 Hektare, PPU Bangun Sekolah Rakyat untuk Anak Miskin Sekitar IKN

Ia menambahkan bahwa proses menuju kontrak proyek penataan kawasan ini berlangsung lebih dari satu tahun, karena harus mempertimbangkan kehidupan masyarakat yang sudah menetap dan beraktivitas.

Contohnya adalah pembangunan Pasar Sepaku, yang akan direvitalisasi di atas lahan desa.

Uniknya, desain pasar ditentukan melalui proses voting warga, dan selama proses konstruksi, para pedagang akan direlokasi sementara.

Setelah rampung, mereka akan kembali berjualan di tempat yang sudah diperbarui.

Selain itu, IKN juga memperluas pengembangan kawasan berbasis komunitas dengan membangun ruang publik yang fungsional. Salah satunya, kawasan glamping akan diubah menjadi ruang terbuka hijau serbaguna.

“Penataan kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau seperti kawasan glamping dikembangkan jadi ruang publik yang fungsional dan edukatif,” katanya.

Danis menjelaskan, kawasan glamping nantinya bisa dimanfaatkan untuk edukasi, riset, dan rekreasi karena terintegrasi dengan ekosistem hutan tropis yang kaya akan potensi kehutanan.

Harapannya, tempat tersebut bisa menjadi pusat pembelajaran terbuka bagi masyarakat maupun peneliti.

Secara total, pembangunan peningkatan infrastruktur jalan sepanjang 12,3 kilometer akan menelan anggaran sekitar Rp 3,042 triliun, sementara paket penataan kawasan olahraga, RTH, dan Sepaku dialokasikan sekitar Rp 313,2 miliar.

“Dana paket pekerjaan itu bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2025,” tuturnya.

Festival Budaya PPU Jadi Motor Ekonomi Rakyat di Wilayah Penyangga IKN

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), terus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui penguatan sektor ekonomi kreatif dan budaya.

Salah satu upayanya adalah melalui penyelenggaraan rutin Penajam Paser Utara Fest, yang kembali digelar tahun ini pada 1–4 Juli 2025 di Taman Alun-alun Penyambolan, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.

“Festival dilaksanakan rutin setiap tahun,” ujar Bupati PPU Mudyat Noor, Senin, saat dimintai keterangan seputar acara tahunan tersebut, disadur dari ANTARA, Senin, 30 Juni 2025.

Lebih dari sekadar ajang hiburan, festival ini dirancang sebagai strategi kolaboratif untuk memperkuat jati diri daerah, melestarikan warisan budaya, sekaligus menjadi wahana promosi ekonomi kerakyatan bagi daerah yang sebagian wilayahnya termasuk dalam Ibu Kota Nusantara (IKN) ini.

“Kami percaya kegiatan itu berikan dampak positif, dari segi sosial, ekonomi, pariwisata, maupun budaya di Kabupaten Penajam Paser Utara,” tegas Mudyat.

Ia menambahkan, sejak digelar pertama kali pada 2023 dan dilanjutkan pada 2024, festival ini telah mendapat respons positif dari berbagai kalangan.

Tahun ini merupakan gelaran ketiga, yang kembali menghadirkan beragam suguhan budaya, seni, hingga kegiatan olahraga dan UMKM dalam satu kemasan yang inklusif dan meriah.

Acara yang mengusung semangat "Kejam Reborn" (Keliling Penajam) ini mencakup sport tourism, festival band, parade tari daerah, pertunjukan musik tradisional, senam ronggeng, hingga malam puncak pemilihan duta wisata.

Tak kalah penting, festival ini juga menjadi wadah produktif bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk memperkenalkan dan menjual produk-produk lokal.

Menurut Mudyat, penyelenggaraan Penajam Paser Utara Fest merupakan komitmen nyata pemerintah dalam mendorong masyarakat menjadi lebih sejahtera dan berdaya saing.

“Kegiatan festival merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah kabupaten dalam membangun masyarakat yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing,” ujarnya lagi.

Melalui kegiatan ini, Pemkab PPU mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan memanfaatkan momentum festival sebagai panggung bagi identitas lokal yang inklusif dan berorientasi masa depan.

Load More