SuaraKaltim.id - Meski bukan hal baru, ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menghantui warga Bontang Utara.
Disadur dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, sepanjang Januari hingga Juni 2025, Dinas Kesehatan mencatat sedikitnya 45 kasus DBD terjadi di wilayah ini.
Camat Bontang Utara, Muhamad Nur, menyampaikan bahwa angka tersebut menjadi pengingat serius agar masyarakat tidak lengah menjaga lingkungan.
"Warga diharapkan aktif menjaga kebersihan, khususnya di lingkungan sekitar rumah masing-masing," ujarnya saat dihubungi, Rabu, 16 Juli 2025.
Imbauan tersebut disampaikan seiring meningkatnya curah hujan belakangan ini yang berpotensi mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti—vektor utama penyebab DBD.
Nur menegaskan pentingnya konsistensi dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), utamanya dengan menerapkan gerakan 3M plus, yaitu: menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat bertelur nyamuk.
"Kami aktif kerjasama Dinkes untuk melakukan sosialisasi 3M kepada warga,” tambahnya.
Selain upaya teknis, ia juga mengajak warga untuk terlibat dalam gerakan sosial yang diinisiasi pemerintah kota, seperti program Jumat Bersih, sebagai bagian dari edukasi kolektif yang berbasis gotong royong.
Berdasarkan data sebaran kasus dari Dinkes Bontang, berikut rincian kasus DBD di Kecamatan Bontang Utara selama semester pertama 2025:
Baca Juga: Demi Gizi Anak Sekolah, DPRD Bontang Minta Mitra MBG Tak Asal Masak
- Bontang Kuala: 7 kasus (terbanyak pada Mei).
- Bontang Baru: 8 kasus (menyebar merata Januari–Mei).
- Api-Api: 12 kasus (puncak pada Januari dan Mei).
- Gunung Elai: 4 kasus.
- Loktuan: 14 kasus, dengan laporan konsisten setiap bulan.
- Guntung: nihil kasus sejak Januari.
Kecamatan Guntung menjadi satu-satunya wilayah yang tercatat bebas DBD hingga pertengahan tahun, sesuatu yang bisa menjadi contoh dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat.
Dari Ribuan Jadi Ratusan: Tren Positif Malaria di Kaltim Terus Berlanjut
Tren penurunan kasus malaria yang signifikan dalam tiga tahun terakhir menjadi sinyal positif bagi Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mencapai eliminasi malaria pada tahun 2027.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim mencatat bahwa berbagai intervensi yang dilakukan mulai menunjukkan hasil nyata.
Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, saat ada di Samarinda, Selasa, 15 Juli 2025.
"Data terbaru memperlihatkan tren penurunan yang bagus, mendekatkan Kaltim pada target eliminasi malaria di tahun 2027," ujar Jaya, disadur dari ANTARA, Rabu, 16 Juli 2025.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
Terkini
-
BMKG Prediksi Hujan Tinggi, BPBD Siapkan Skenario Darurat di Kaltim
-
Skor Integritas Merosot, Kutim Tegaskan Komitmen Perbaiki Tata Kelola
-
Kukar Pangkas Anggaran Seremonial demi Pembangunan dan Sinergi dengan IKN
-
Mahulu Gaet Akademisi Rumuskan Kebijakan Hijau Berkelanjutan
-
Pemkot Samarinda Mediasi Tunggakan RSHD, Nilai Utang Capai Rp 30 Miliar