SuaraKaltim.id - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda kembali mengambil langkah tegas untuk mengurai kemacetan di pusat kota.
Kali ini, giliran Jalan Abul Hasan yang akan berubah menjadi jalur satu arah setelah hasil kajian teknis menunjukkan kapasitasnya sudah berada pada titik kritis.
Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menyebutkan kondisi ruas tersebut sudah tidak lagi mampu menampung volume kendaraan yang terus bertambah.
Hal itu disampaikan Manalu, Rabu, 17 September 2025.
“Jalan Abul Hasan itu tingkat kinerja ruas jalannya sudah level D ke E. Untuk volume kapasitas jalan sudah mendekati E. Kemudian kinerja simpang RSHD dan Jalan Pangeran Diponegoro dari hasil analisis kita juga sudah kurang baik,” terang Manalu, Kamis, 18 September 2025, dikutip dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com.
Dalam rekayasa lalu lintas yang disiapkan, arus kendaraan dari Jalan KH Khalid tidak lagi bisa langsung masuk ke Jalan Abul Hasan.
Pengendara diarahkan memutar melalui Jalan Diponegoro, Imam Bonjol, Basuki Rahmat, sebelum kembali ke Abul Hasan.
Sementara kendaraan dari simpang Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) tetap diizinkan melintas masuk.
“Rencananya nanti dari arah Jalan KH Khalid tidak bisa lagi masuk ke Abul Hasan. Harus belok kanan ke Jalan Diponegoro, kemudian masuk ke Jalan Imam Bonjol, Basuki Rahmat, baru ke Jalan Abul Hasan. Namun dari simpang RSHD tetap bisa masuk,” jelasnya.
Baca Juga: Pemkot Samarinda Mediasi Tunggakan RSHD, Nilai Utang Capai Rp 30 Miliar
Selain itu, pengaturan lampu lalu lintas di simpang RSHD juga akan diubah.
Dishub memangkas siklus dari empat fase menjadi tiga fase, sekaligus menutup akses lurus dari Abul Hasan menuju Jalan Agus Salim.
“Selain mematangkan rambu, kita ubah waktu siklus traffic light di simpang RSHD. Dari Abul Hasan yang biasanya bisa lurus ke Jalan Agus Salim, itu akan kita nonaktifkan,” imbuh Manalu.
Dishub menegaskan bahwa perubahan ini bukan uji coba sementara.
Dari hasil simulasi, penerapan Sistem Satu Arah (SSA) mampu mendongkrak kinerja jalan secara signifikan.
“Kalau secara analisis, kinerja simpangan maupun ruas jalan jadi lebih baik. Maka ini akan diberlakukan permanen,” ungkapnya.
Menurut Manalu, opsi SSA adalah solusi paling realistis dibanding pelebaran jalan.
“Kita tidak lagi bisa melebarkan jalan, sementara volume kendaraan semakin tinggi. Maka satu-satunya jalan adalah manajemen lalu lintas, dari dua arah menjadi satu arah,” tegasnya.
Dishub menargetkan SSA mulai diterapkan pada 23 atau 24 September mendatang, setelah semua rambu dan pengaturan traffic light siap.
Petugas juga akan dikerahkan di lapangan selama dua pekan pertama untuk mendampingi pengendara.
“Harapannya kelancaran lalu lintas di kawasan Abul Hasan dan simpang RSHD meningkat, sekaligus mengurangi kemacetan yang selama ini jadi keluhan warga,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Dishub Permanenkan Jalur Satu Arah di Jalan Abul Hasan Samarinda
-
BGN Akui Mahakam Ulu Masih Jadi 'Blank Spot' MBG di Kaltim
-
Pemerintah Pusat Suntik Rp 100 Miliar untuk Perkuat Infrastruktur Sekitar IKN
-
Lahan 5.298 Meter Persegi Jadi Sengketa, Masa Depan RSHD Samarinda Tak Jelas
-
7.904 Mahasiswa Kaltim Terima Bantuan Gratispol Tahap Pertama