SuaraKaltim.id - Seluruh pasar tradisional di Balikpapan akan direvitalisasi. Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan bertujuan untuk menerapkan standar nasional Indonesia (SNI) dalam pengelolaan pasar rakyat.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan Arzaedi Rachman mengatakan, wajah pasar tradisional yang selama ini dikenal kotor dan jorok akan menjadi seperti pasar modern, bersih, aman dan nyaman. Sehingga dapat bersaing. Berapa besaran biayanya? Diperkirakan belasan hingga puluhan miliar per pasar.
“Anggarannya rata-rata sekitar Rp 12-20 miliar anggaran satu pasar, tergantung luasan pasar dan jumlah pedagang. Nah nanti setelah bangunan pasar baru nanti kita tata zonasi, di situ kita perketat sudah semua aturan,” kata Arzaedi Rachman, Selasa (16/3/2021) dilansir dari Inibalikpapan.com, jaringan Suara.com.
Pasar berstandar SNI, nantinya diharap untuk meningkatkan daya saing pasar rakyat dengan pasar modern. Arzaedi menjelaskan, tahun ini tengah dipersiapkan detail engennering design (DED) khususnya untuk pasar Klandasan sebagai tahap awal.
Baca Juga:Profil Hesti Sutrisno, Wanita Bercadar yang Memelihara 70 Anjing
“Tahun ini kita lagi mengusulkan DED nya dulu. Karena pasar klandasan ini harus direvitalisasi,” ujarnya.
Revitalisasi akan dilakukan bertahap, usai DED rampung, baru kemudian pembangunan dilakukan.
“Jadi DED tahun 2021, starting pembangunan paling lambat 2023 dan selanjutnya ,” kata dia.
Pemkot Balikpapan juga sudah memikirkan, nasib para pedagang saat proses revitalisasi dilaksanakan. Yakni menyiapkan lokasi sementara, untuk para pedagang. Namun kemungkinan pengerjaannya tidak sekaligus, tapi bertahap sehingga tidak seluruhnya pedagang dipindah ke penampungan.
“Kita harus menyiapkan penampungan sementara. Karena gak mungkin pedagang itu disetop berjualannya,” kata dia.
Baca Juga:Kawanan Gajah Masuk ke Kebun Sawit Warga di Kuansing
“Nanti penampungan ini mungkin separuh dari pedagang yang ada, sehingga pembangunannya nanti separuh dari pasar yang ada dulu,” imbuhnya.
Pemkot Balikpapan menargetkan, dalam satu tahun rampung untuk revitalisasi pasar. Sehingga kemudian bisa diterapkan SNI.