Katanya, penyaluran kredit modal kerja mengalami penurunan sebesar Rp 4,33 Triliun alias minus 10,51 persen dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp 41,26 triliun.
"Disamping itu kredit investasi juga mengalami penurunan sebesar Rp 4,06 Triliun atau minus 7,29 persen dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp 55,77 triliun. Namun demikian, kredit konsumsi mengalami kenaikan sebesar Rp 25,65 triliun," tuturnya.
Di sektor ekonomi, penyaluran kredit terbesar untuk lokasi bank terjadi pada sektor Rumah Tangga Lainnya. Hal itu termasuk pada pinjaman multiguna dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran.
Berdasarkan lokasi bank, penyaluran kredit untuk sektor Rumah Tangga Lainnya yang termasuk pada pinjaman multiguna di wilayah Bumi Mulawarman tercatat sebesar Rp 14,98 triliun per September 2021. Angka itu meningkat sebesar Rp 910,36 miliar atau 6,47 persen yoy.
Baca Juga:Zona Hijau Sudah 5 Daerah, Penambahan Kasus Covid-19 di Kaltim Ada 3 Orang
Sedangkan penyaluran kredit pada sektor perdagangan besar dan eceran di wilayah Kaltim, tercatat sebesar Rp 12,10 triliun per September 2021. Angka itu katanya juga, meningkat sebesar Rp 495,27 miliar atau sebesar 4,27 persen yoy.
DI sisi lain, penyaluran kredit terbesar untuk lokasi proyek terjadi pada sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Di Kaltim, kredit kepada sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan tercatat sebesar Rp 27,88 triliun per September 2021. Angka itu juga mengalami peningkatan sebesar Rp 1,61 triliun atau 6,13 persen yoy.
"Sedangkan penyaluran kredit pada Sektor Perdagangan Besar dan Eceran per September 2021 tercatat sebesar Rp 15,33 triliun, menurun sebesar Rp 889,98 Miliar atau 5,48 persen secara yoy," lanjutnya.
Ia menyatakan pertumbuhan kredit diiringi dengan kualitas kredit yang baik. Tingkat NPL (Non performing loan) perbankan berdasarkan lokasi bank di wilayah Kaltim masih terjaga dalam posisi yang sehat.
Katanya, hal itu tercermin dari NPL Gross per September 2021 tercatat sebesar 4,80 persen, menurun dari posisi September 2020 yang sebesar 7,71 persen. Namun demikian, perbankan telah membentuk pencadangan kerugian yang sangat memadai sehingga secara NPL Net perbankan untuk lokasi bank masih terjaga dan berada dalam kategori schat di posisi 1,97 persen per September 2021.
Baca Juga:Ogah Bergantung Asing, Menkeu Sri Mulyani Janji Lebih Kreatif Tarik Utang di Tahun Depan
Ia melanjutkan, adapun tingkat NPL perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim masih terjaga dalam posisi yang sehat. NPL Gross per September 2021 tercatat sebesar 4,08 persen, menurun dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar 5,03 persen.