SuaraKaltim.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi mulai dijalankan di Kota Bontang pada Senin, 14 Juli 2025.
Meski baru tahap awal, program ini sudah menyasar 1.651 penerima manfaat, yang mayoritas merupakan pelajar dari jenjang SD hingga SMA.
Peluncuran perdana MBG dihelat secara simbolis di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bontang Barat 1, yang berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Bontang Barat.
Lokasi ini menjadi salah satu dari dua dapur aktif yang akan melayani distribusi MBG di kota tersebut.
Baca Juga:Sumardi Soroti Program Bontang Terang Terus: Banyak Wilayah Masih Gelap
Raudatul Jannah, perwakilan mitra MBG di Bontang, menyebutkan bahwa menu hari pertama berisi makanan bergizi seimbang, seperti susu 125 ml, nasi putih, puding, ayam goreng, oseng tempe, serta oseng buncis dan wortel.
Menurutnya, menu disusun agar memenuhi asupan penting bagi tumbuh kembang anak.
"Tiap hari kuota kami di Dapur Bontang Barat 1 itu 3.500 porsi. Sebanyak 3.216 untuk anak sekolah, sisanya sekitar 10 persen untuk ibu hamil, menyusui, dan balita," kata Raudatul Jannah, saat mendampingi Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, dalam peninjauan distribusi di SMP Negeri 4 Bontang, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com.
Hingga kini, distribusi makanan masih dilakukan secara bertahap.
Di hari pertama, MBG baru menjangkau lima sekolah karena sebagian lainnya belum aktif. Total 1.651 porsi telah disalurkan kepada siswa dari SD hingga SMK.
Baca Juga:3.000 Warga Sidrap Masih Ber-KTP Bontang, Kutim Ambil Langkah Penertiban
Dapur Bontang Barat 1 melayani 10 sekolah yang tersebar di kawasan tersebut
Di antaranya SDN 001, SDN 002, SDN 003, SD 004, SD Galilea, SMP Galilea, SMP Perintis 11, SMP 4, SMK 3, dan SMK Nusantara Mandiri, dengan alokasi porsi yang disesuaikan jumlah siswa penerima.
Untuk memastikan makanan tiba dalam kondisi optimal, MBG disalurkan mengikuti waktu istirahat masing-masing jenjang.
"Penyaluran MBG untuk anak SD dilakukan pukul 8 pagi, SMP pukul 9, dan SMK sekitar pukul 09.30 Wita. Kami dahulukan anak kelas 1 SD," jelas Raudatul.
Menariknya, program ini tak hanya menyasar gizi anak, tapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal.
Sedikitnya 25 warga sekitar dapur MBG diberdayakan untuk membantu operasional harian.