Bumi Mulawarman jadi IKN, Bahasa Daerah Terancam Terkikis, Hetifah Sjaifudian: Revitalisasi

Revitalisasi bahasa daerah wajib dilaksanakan dalam kondisi apapun."

Denada S Putri
Jum'at, 18 Maret 2022 | 08:30 WIB
Bumi Mulawarman jadi IKN, Bahasa Daerah Terancam Terkikis, Hetifah Sjaifudian: Revitalisasi
Hetifah Sjaifudian. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menegaskan, pentingnya penguatan bahasa-bahasa asli daerah. Apalagi, pasca Kaltim menjadi Ibu Kota Negara (IKN).

Pasalnya, bakal ada ratusan ribu pendatang dari berbagai daerah yang diperkirakan akan datang ke Bumi Mulawarman. Sehingga dikhawatirkan bisa mengikis bahasa-bahasa asli Kaltim.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi  (Kemendikbudristek), saat ini tercatat ada 718 bahasa daerah di Indonesia. Dengan 25 bahasa terancam punah, 6 dinyatakan kritis, dan 11 bahasa telah punah.

Salah satu Bahasa Daerah yang disinyalir terancam punah adalah bahasa-bahasa di Kaltim. Bahasa-bahasa di Kaltim, dinilai mengalami kemunduran, jumlah penuturnya sedikit, dan sebarannya terbatas.

Baca Juga:Klaim Tampil di Paris Fashion Week, Gerakan Ekonomi Kreatif Dinilai Mencoreng Muka Indonesia

Revitalisasi bahasa daerah wajib dilaksanakan dalam kondisi apapun. Terlebih, setidaknya akan ada 500.000 pendatang baru di Kaltim hingga tahun 2024,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (18/3/2022).

Dia menegaskan, hal itu tentu akan mengekskalasi pertukaran budaya di IKN nanti. Yang akan menambah urgensi bahasa asli Benua Etam untuk terus direvitalisasi.

Dia mewanti-wanti, jangan sampai budaya Kaltim, khususnya bahasa tergerus oleh kebudayaan dan bahasa baru yang akan datang. Lebih lanjut, politisi Partai Golkar itu optimis, bahasa-bahasa Kaltim akan lestari.

“Saat ini, 3 bahasa Kaltim terpilih menjadi bagian dari 38 bahasa daerah yang ditunjuk sebagai ‘Objek Revitalisasi Budaya 2022’. Tiga bahasa tersebut adalah bahasa Kenyah, bahasa Paser, bahasa dialek Kutai Kota Bangun. Langkah baik dalam melestarikan Bahasa asli Kaltim,” tambahnya.

Sementara Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Dahri Dahlan menyampaikan, bahwa sifat bahasa yang sangat terpengaruh situasi zaman. Ia mencontohkan, jika kini aktivitas penambangan sangat tinggi, bisa jadi kata dalam bahasa asli daerah yang berhubungan dengan pertanian akan menghilang.

Baca Juga:Tujuan Ritual Kendi Nusantara di Bongkar Tony Rosyid, Katanya Ada Pesan dari Jokowi ke Investor IKN

 “Hal ini karena kata ‘bertani’ tidak pernah dipakai lagi. Tentu pembangunan IKN akan sangat mempengaruhi Bahasa,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini