SuaraKaltim.id - Puluhan generasi Z atau Gen Z dan kaum milenial berhasil menguji gagasan lima calon legislator (Caleg) Kota Samarinda, melalui acara "Tumbuk Caleg" di Cafe Pojok Juanda, Kamis (08/02/2024) malam.
Acara tersebut menghadirkan lima caleg dari partai politik (Parpol) yang berbeda. Mulai dari Endy Satrio Jatmoko, Caleg DPRD Kota Samarinda Dapil 4, Partai Buruh; Taufan Marselinus Caleg DPRD Kota Samarinda Dapil 5, Partai Solidaritas Indonesia (PSI); Faradila Melanie Caleg DPRD Kota Samarinda Dapil 2, Partai Demokrat; Romadhony Putra Pratama Caleg DPRD Kota Samarinda Dapil 1, PDIP; dan Hajar Aswad Caleg DPRD Kota Samarinda Dapil 4, PKS.
Kelima caleg Kota Samarinda itu, dibanjiri pertanyaan kritis dari para peserta, maupun ketiga panelis yang hadir. Isu yang dibahas pun cukup menarik. Mulai dari isu lingkungan, infrastruktur, tata kota, ekonomi kreatif, kewirausahaan, hingga pendidikan.
"Meski banyak gempuran informasi tentang presiden RI, kami ingin memberikan wadah supaya isu-isu kota lebih banyak dibahas lewat acara ini. Tentunya dengan mencari gagasan dari kelima caleg muda yang hadir," ucap Safran Achmad sebagai Inisiator Tumbuk Caleg, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Jumat (09/02/2024).
Baca Juga:Civitas Akademika Unmul Turun ke Jalan, Awasi TPS untuk Cegah Kecurangan Pemilu 2024
Safran menambahkan, banyaknya caleg muda Samarinda yang terdaftar di Pemilu 2024, perlu diuji gagasannya lewat acara seperti ini. Mengingat, ketika mereka terpilih nantinya, harus bisa menyampaikan aspirasi masyarakat Samarinda untuk perubahan yang lebih baik lagi ke depannya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah berupaya untuk mengajak sejumlah caleg muda dari beberapa parpol. Namun, belum mendapatkan partisipasi secara masif dari beberapa legislator lainnya.
"Sudah dihubungi lewat media sosial, tapi beberapa ada penolakan dan tidak membalas ajakan kami," ungkapnya.
Sementara itu, Hanna Pertiwi sebagai Inisiator Tumbuk Caleg juga menjelaskan, konsep unik yang dipakai dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, kata "Tumbuk" dipilih untuk menciptakan suasana yang nyaman dan santai. Terlebih memiliki kedekatan bahasa keseharian kalangan muda Samarinda.
"Jadi kalau pakai kata dialog ataupun diskusi politik, kan kesannya lebih kaku dan formal. Konsep tumbuk caleg lebih santai, dan pengennya politik itu lebih mudah diserap, khususnya anak muda," pungkasnya.
Baca Juga:Forkopimda Balikpapan Bersatu Padu Menjaga Kondusivitas Kota
Keberhasilan acara "Tumbuk Caleg" juga karena adanya kolaborasi antar komunitas dari Sekolah Life Skill, Indonesian Youth Diplomacy Kaltim, My Speaker, Samarinda Creator, X Camp, Gerak Selaras, Wadah Bekesah Samarinda, Duta Damai Kaltim dan Organisasi Pelajar Islam Indonesia. Sebagai informasi, kegiatan tersebut juga diselenggarakan secara inpenden, tanpa terafiliasi oleh partai politik atau caleg manapun.
"Harapannya, kegiatan ini bisa menumbuhkan hal-hal positif dari aspirasi-aspirasi anak muda, khususnya dalam membangun Kota Samarinda kelak," tutup Hanna.