Dalam kesehariannya, mereka gemar hidup damai dalam komunitas yang harmonis sehingga berusaha terus bertahan dengan pola kehidupan di rumah betang.
Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu yang menjadi penghuni rumah Betang ini untuk menyelaraskan kepentingannya dengan kepentingan bersama.
Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran religio-magis mereka yang menganggap setiap warga mempunyai nilai, kedudukan dan hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya.
Di sisi lain, kehidupan komunal di rumah betang juga didukung oleh pola permukiman mereka yang dekat dengan sumber-sumber makanan di sekitar alam.
Baca Juga:Jarang Terdengar, Begini Perubahan Pandangan Masyarakat Tentang Adat Belian Bawo
Misalnya mereka tinggal dilahan untuk berladang, sungai yang banyak ikan, dan hutan-hutan yang dihuni binatang buruan.
Kontributor: Maliana