Surga Takjil di Gunung Satu Balikpapan, Aneka Ragam Kue Menggugah Selera

Di tempat tersebut berbagai aneka kue-kue bisa dijumpai mulai pukul 12.00 wita.

Denada S Putri
Minggu, 17 Maret 2024 | 20:00 WIB
Surga Takjil di Gunung Satu Balikpapan, Aneka Ragam Kue Menggugah Selera
Penjual takjil di wilayah Balikpapan Barat yakni di sekitaran Gunung Satu, Kelurahan Margo Mulyo. [Inibalikpapan.com]

SuaraKaltim.id - Berburu takjil sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan selama bulan suci Ramadan.

Salah satu lokasi berburu takjil yang sering didatangi warga khususnya di wilayah Balikpapan Barat yakni di sekitaran Gunung Satu, kelurahan Margo Mulyo.

Di tempat tersebut berbagai aneka kue-kue bisa dijumpai mulai pukul 12.00 wita. Berbagai kue dijual seperti mageli, untuk-untuk, donat, lemper, pastel, lumpia hingga kue-kue basah seperti lapis, amparan tatak, kue pare, hingga bingka jadi buruan.

Dewi Nurhayati warga RT 27 Baru Ulu mengaku, sudah menjadi kebiasaan selama bulan ramadan dirinya mencari kue berbuka salah satu tempatnya di Gunung Satu.

Baca Juga:Jadwal Imsak Balikpapan, Samarinda dan Bontang 16 Maret 2024

“Lebih senang berburu takjilnya sini mas, selain aneka ragam harga juga tidaj kalah jauh dibanding tempat lain,” kata Dewi, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Minggu (17/03/2024).

Untuk harga, kata Dewi relatif masih terjangkau, seperti mageli dan lumpia Rp 5 ribu dapat tiga biji. Beda halnya dengan bingka yang dihargai Rp 10 ribu dapat tiga potong.

“Kalau kuenya memang beraneka ragam, tapi keluarga lebih senang lumpianya,” kata Dewi.

Sementara itu, Nurhasanah salah satu penjaga takjil mengaku, berbagai macam aneka kue ini bukan buatannya, hanya titipan dari warga.

“Kuenya titipan orang, kami disini hanya sebatas menjualkan,” aku Nurhasanah.

Baca Juga:MUI Balikpapan Sebut Hormati Aturan Pengeras Suara Masjid, Hindari Kegaduhan

Bagi Hasil

Dikatakan Nur, biasanya diawal sudah ada pembicaraan antara pembuat kue dengan yang menjualkan terkait keuntungan dan pembagiannya.

“Kalau pembagiannya ada persentase, kami selaku penjual hanya ambil 20 persen dari total kue yang terjual,” imbuhnya.

Mereka yang menitipkan kue takjil biasanya juga warga sekitar, dan sudah jadi langganan tiap tahunnya. 

Pihaknya juga tidak melarang menjual kue takjil apa saja yang penting beraneka ragam. Sehingga tergantung pembeli mau beli takjil yang mana.

“Bebas mas, kadang ada satu jenis kue yang pembuatnya itu beda orang, tergantung pembeli lagi mau ambil yang mana,” akunya.

Terkait keuntungan, dirinya mengaku, selama 4 hari Ramadan total sekitar Rp 4 juta didapat atau sehari Rp 1 juta, dari menjualkan aneka kue takjil.

“Lumayan buat nanti persiapan lebaran dan belikan baju baru buat anak-anak,” kata Nur yang memiliki 4 orang anak ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini