Ritual Kematian Unik Suku Dayak Tunjung: Memukul Gong, Ratapan Tangis, dan Peti Mati dari Pohon Besar

Dalam melaksanakan Upacara Toho atau Tohoq, masyarakat Dayak Tunjung memiliki berbagai kebiasaat adat yang unik.

Denada S Putri
Selasa, 14 Mei 2024 | 15:30 WIB
Ritual Kematian Unik Suku Dayak Tunjung: Memukul Gong, Ratapan Tangis, dan Peti Mati dari Pohon Besar
Ilustrasi ritual adat kematian Suku Dayak Tunjung. [Ist]

Setelah selesai dimandikan, orang mati tersebut diberi patik yaitu membuat tanda titik dengan darah ayam di beberapa bagian tubuhnya.

Mulai pada muka, terus ke bagian badan, kedua lengan dan kemudian pada kedua kakinya. Tanda ini menurut kepercayaan mereka agar arwah-arwah atau roh-roh lainnya mengenal bahwa orang tersebut telah mati.

Membuat Lungun atau Peti Mati

Pembuatan lungun atau peti mati dilakukan secara bergotong-royong oleh masyarakat yang datang ke rumah duka.

Baca Juga:Membongkar Tatanan Sosial Suku Dayak Bahau: Raja, Kepala Suku, dan Lapisan Masyarakat

Pembuatan lungun ini dari pohon buah-buahan yang ukurannya besar ataupun kayu ulin. Lungun dibuat dalam waktu sekitar satu hari dan dikerjakan di sekitar tempat di mana kayu ditebang.

Jika proses pembuatan lungun telah selesai, lungun itu akan dibawa pulang ke kampung untuk disempurnakan ukuran dan ornamennya.

Kontributor : Maliana

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini