SuaraKaltim.id - Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya fokus pada fisik dan infrastruktur, tetapi juga diarahkan pada pembangunan manusia seutuhnya.
Komitmen ini terlihat dari kolaborasi antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dengan Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, yang sepakat mendirikan satuan pendidikan terpadu berbasis kejuruan dan keislaman di kawasan inti IKN.
Dalam kerja sama tersebut, OIKN akan memfasilitasi pembangunan infrastruktur, sementara Pondok Pesantren Tegalrejo akan fokus pada pembinaan karakter dan keahlian generasi muda.
Langkah ini dipandang sebagai investasi jangka panjang dalam menciptakan SDM yang cerdas, berakhlak, dan siap bersaing di dunia industri maupun sosial.
Baca Juga:Jaga Stabilitas Pangan di Pintu Masuk IKN, Bulog Siapkan 7.800 Ton Beras di Balikpapan
Hal itu disampaikan Kepala OIKN Basuki Hadimuljono, di Kota Nusantara, 5 Juni 2025.
"Kami menyambut baik partisipasi Pondok Pesantren Tegalrejo dalam menghidupkan pendidikan di Nusantara. Alhamdulillah, kami dikunjungi Gus Yusuf dari Magelang yang ingin mengembangkan dan membantu menghidupkan IKN melalui dunia pendidikan," katanya, disadur dari ANTARA, Sabtu, 7 Juni 2025.
Ia juga berharap kegiatan pendidikan di wilayah ini dapat dimulai tahun depan, seiring rampungnya pembangunan fasilitas penunjang.
Rencana ini juga telah disampaikan langsung oleh Pengasuh Ponpes Tegalrejo, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf), dalam kunjungannya ke kantor OIKN sehari sebelumnya.
"Saya bersama beberapa pengurus pesantren berkunjung ke IKN dengan tujuan ingin ikut berkontribusi investasi pendidikan untuk SDM di IKN dan sekitarnya, bahkan dari daerah lain pun ada peluang ikut belajar," ungkap Gus Yusuf.
Baca Juga:Kukar Kawal Ketat Hewan Kurban, Jaga Standar Kesehatan di Sekitar IKN
Menurutnya, kehadiran SMK dan ponpes ini bukan hanya untuk menyalurkan ilmu keagamaan, tetapi juga membentuk manusia yang unggul secara moral dan fungsional.
Siswa diharapkan memiliki keterampilan hidup (life skill) yang bisa langsung diserap oleh sektor industri yang berkembang di sekitar IKN.
“Di lokasi SMK dan ponpes, akan dibangun karakter masyarakat yang unggul dan memiliki keterampilan khusus atau kecakapan hidup, sehingga keterampilan yang ada bisa langsung diserap untuk kebutuhan industri di sekitar IKN,” tambahnya.
Gus Yusuf pun menyampaikan optimismenya bahwa proses belajar mengajar dapat segera dimulai, mengingat keseriusan kedua belah pihak dalam mewujudkan sinergi ini.
Kolaborasi tersebut juga ditandai dengan kegiatan simbolis penanaman pohon di kawasan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, yang diikuti oleh Gus Yusuf, jajaran pengurus pesantren, serta Kepala OIKN Basuki Hadimuljono. Turut hadir Rektor President University Handa S. Abidin bersama sejumlah dekan.
Merawat Akar Budaya di Jantung IKN, Pemkab PPU Susun Agenda Tahunan Berbasis Adat
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), menggandeng Kesultanan Paser untuk merumuskan langkah konkret dalam pelestarian adat dan budaya lokal.
Kolaborasi ini dipandang penting untuk memperkuat jati diri daerah di tengah arus modernisasi yang terus berkembang
Hal itu disampaikan Bupati PPU, Mudyat Noor, ketika menanggapi pernyataan soal masa depan budaya lokal di tengah dinamika pembangunan daerah, Kamis, 5 Juni 2025.
"Kami komitmen jaga kelestarian budaya lokal," ujar Mudyat disadur dari ANTARA, di hari yang sama.
Ia menambahkan, Pemkab PPU telah mengajak Kesultanan Paser bersama pemangku adat menyusun program budaya berkelanjutan yang dapat menjadi ruang aktualisasi tradisi secara rutin.
Tak hanya bersifat simbolik, kegiatan ini juga diarahkan untuk menjadi bagian dari agenda resmi daerah yang sebagian wilayahnya masuk dalam Ibu Kota Nusantara (IKN) tersebut.
"Kami berencana menyusun kegiatan berbasis budaya sebagai agenda resmi daerah yang dilaksanakan setiap tahun," sambung Mudyat.
Langkah tersebut, kata dia, juga bertujuan menjawab tantangan zaman yang berpotensi mengikis warisan lokal jika tidak dikelola dengan baik.
"Kegiatan jadi salah satu bentuk upaya pertahankan kekayaan budaya di tengah tantangan zaman,” tegasnya.
Dukungan terhadap pelestarian budaya turut datang dari Sultan Paser, Aji Muhammad Jarnawi.
Ia menekankan bahwa menjaga adat bukan sekadar urusan melestarikan masa lalu, tetapi juga tentang menanamkan identitas bagi generasi penerus.
"Pelestarian budaya bukan hanya merawat masa lalu, tapi juga membangun jati diri daerah dan menanamkan nilai kepada generasi muda," ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa derasnya pengaruh budaya luar yang masuk melalui teknologi dan media sosial membuat nilai-nilai lokal semakin rentan terpinggirkan.
Jika tidak diantisipasi, tradisi yang selama ini dijaga secara turun-temurun bisa tergeser perlahan.