Langkah strategis jangka panjang juga disiapkan melalui penunjukan sekolah unggulan di tiap kabupaten/kota.
Tiga sekolah telah ditetapkan sebagai proyek percontohan: SMA Negeri 10 Samarinda, SMA Negeri 2 Sangatta Utara, serta satu sekolah lainnya yang masih dalam proses verifikasi.
“Sekolah unggulan yang kami maksud bukan hanya dari sisi fisik, tapi bagaimana peningkatan SDM menjadi prioritas. Guru juga dilibatkan dalam pelatihan dan penguatan kompetensi,” ujar Awaludin.
Selain itu, Disdikbud akan menyalurkan bantuan perlengkapan sekolah gratis bagi siswa kelas 10 di tahun ajaran 2025/2026.
Baca Juga:Akhir Juni, Lelang Tahap Dua IKN Dimulai, Fokus Kolaborasi dan Etika Proyek
Paket bantuan ini terdiri dari seragam nasional, sepatu, dan tas sekolah.
“Tahun ini kami fokus pada siswa kelas 10 terlebih dahulu. Tahun depan ditargetkan bisa mencakup kelas 10 dan 11,” jelas Awaludin.
Ia menegaskan bahwa pengadaan bantuan ini dilakukan secara cermat, mengingat skala besar dan belum pernah dilakukan sebelumnya di tingkat provinsi.
“Pengadaan ini harus berhati-hati dan berkualitas. Gratis bukan berarti murahan. Kami pastikan siswa menerima seragam yang layak,” tegasnya.
Seluruh inisiatif ini menunjukkan komitmen kuat Pemprov Kaltim dalam membangun sumber daya manusia secara merata.
Baca Juga:IKN Tak Hanya Soal Gedung, tapi Juga Soal Integritas
Dengan fondasi pendidikan yang kuat dan inklusif, kesenjangan antara daerah kota dan 3T diharapkan bisa ditekan, sehingga semua wilayah siap menyongsong transformasi besar di era IKN.