SuaraKaltim.id - Akhir Juli 2025 menjadi momen bersejarah bagi lima mahasiswa asal Kalimantan Timur (Kaltim) yang menuntaskan studi di Program Magister Desain – Multidisiplin Digital Media Design (DMD), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Mereka adalah penerima beasiswa unggulan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang berhasil merampungkan pendidikan tepat waktu dengan karya akhir yang memadukan potensi lokal Kaltim dengan teknologi digital serta desain interaktif.
Sidang akhir berlangsung secara hybrid, dihadiri langsung Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang turut menguji dan berdialog dengan mahasiswa.
Kehadirannya dinilai sebagai bentuk nyata dukungan terhadap penguatan sumber daya manusia kreatif daerah.
Baca Juga:EBIFF, Panggung Budaya yang Menyatukan Bangsa-Bangsa di Bumi Etam
Dari jalur daring, hadir pula Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV, Lestari, serta Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kaltim, Ririn Sari Dewi yang memberikan apresiasi sekaligus masukan terhadap karya-karya mahasiswa.
Kelima tugas akhir mereka memperlihatkan ragam inovasi media digital untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata Kaltim secara lebih imersif:
- Trianata Pahlevy – Gim Virtual Pet Prososial untuk mendorong partisipasi Gen Z dalam konservasi satwa endemik Kalimantan.
- Berliani Nur Isnaini – Konten visual sekuens bergaya komik untuk mempromosikan pariwisata Maratua bagi wisatawan Gen Z.
- Nur Afni Okta – Media interaktif pengenalan budaya Hudoq Dayak Modang berbasis fotogrametri & video 360°.
- Muhammad Dhani – Video dokumenter 360° berbasis Virtual Reality tentang gambar cadas prasejarah di Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
- Nurul Ulfa – Suvenir digital menggunakan Augmented Reality untuk memperkuat daya tarik wisata budaya Samarinda bagi Gen Z.
Koordinator Program Magister Multidisiplin – Digital Media Design FSRD ITB, Dr. Intan Rizky Mutiaz, M.Ds, menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini.
“Penguatan SDM kreatif di daerah melalui program ini tidak hanya sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan ASTA CITA dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan pemerataan pembangunan, tetapi juga merupakan bentuk kontribusi ITB sebagai perguruan tinggi berbasis riset untuk menciptakan agen-agen perubahan yang mampu menjawab tantangan transformasi digital melalui pendidikan multidisiplin di bidang desain media digital, khususnya dalam konteks pengembangan ekosistem industri kreatif di wilayah seperti Kalimantan Timur,” ujarnya.
Keberhasilan lima lulusan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi desain dan teknologi dapat melahirkan solusi konkret untuk pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata daerah.
Baca Juga:IKN dan Plataran Kolaborasi, Kuliner Jadi Daya Tarik Wisata Budaya
Harapannya, mereka akan kembali ke tanah kelahiran sebagai pionir industri kreatif berbasis teknologi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.