SuaraKaltim.id - Rencana pemindahan pusat pemerintahan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) belum sepenuhnya terealisasi.
Hal ini terlihat dari keputusan pemerintah yang menetapkan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tetap dilaksanakan di Jakarta pada 17 Agustus 2025.
Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menjelaskan bahwa pilihan ini diambil karena pembangunan IKN masih dalam tahap penyelesaian.
Fokus pemerintah saat ini adalah memastikan infrastruktur dasar di kawasan tersebut dapat rampung sesuai target.
Baca Juga:IKN Tak Hanya di Inti, PPU Bangun Jalan Hubungkan Daerah Penyangga
Hal itu disampaikan Juri saat dirinya selesai rapat kerja bersama Komisi XIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 17 Juli 2025.
"Di IKN kan sedang dalam proses penyelesaian pembangunan, jadi kami konsentrasi untuk menyelesaikan pembangunan IKN dulu," kata Juri disadur dari ANTARA, Sabtu, 19 Juli 2025.
Meski upacara kenegaraan utama akan tetap berlangsung di Jakarta, Juri menegaskan bahwa peringatan tetap akan digelar pula di IKN sebagai simbol keterlibatan kawasan calon ibu kota baru dalam momentum nasional tersebut.
"Upacara di titik-titik proklamasi akan dilaksanakan di Jakarta," katanya.
Soal kehadiran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upacara di IKN seperti pada peringatan tahun lalu, Juri belum bisa memberi kepastian.
Baca Juga:Menuju IKN Lebih Terhubung, PPU Dorong Peningkatan Jalan SotekBongan
"Nanti kita lihat," ujarnya singkat.
Penegasan serupa disampaikan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi.
Dalam konferensi pers yang digelar di kantor PCO, Gambir, Jakarta Pusat, Hasan mengonfirmasi bahwa pusat pelaksanaan perayaan HUT ke-80 RI tetap berada di Jakarta.
“Kalau informasi terakhir yang kami dapatkan, pelaksanaan perayaan 17 Agustus akan dilaksanakan di Jakarta," kata Hasan Nasbi pada Rabu, 16 Juli 2025.
Ia juga menyebut bahwa struktur kepanitiaan telah dibentuk oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan PCO terlibat langsung dalam proses tersebut.
Keputusan ini menjadi sinyal bahwa meskipun semangat pemindahan ibu kota terus berjalan, pemerintah memilih langkah yang hati-hati agar momen nasional seperti peringatan kemerdekaan tetap berjalan optimal tanpa terbebani oleh tantangan kesiapan infrastruktur di lokasi baru.
Sinergi Kreatif: PPU dan DIY Satukan Kekuatan Ekraf Menuju IKN
Upaya memperkuat sektor ekonomi kreatif di wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) terus digalakkan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), menjalin kemitraan strategis dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat industri kreatif nasional.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin, Rabu, 16 Juli 2025, ketika dimintai tanggapan soal arah pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) di wilayahnya.
"Kolaborasi dengan DIY langkah strategis pemerintah kabupaten," ujar Abdul, disadur dari ANTARA, Kamis, 17 Juli 2025.
Dengan menggandeng Yogyakarta—yang telah lama sukses dalam pengembangan batik dan pemberdayaan UMKM—Pemkab PPU berharap dapat menyerap pengalaman dan praktik baik yang terbukti mampu meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
“Potensi lokal sangat besar, tinggal bagaimana mengemas dengan inovasi dan jejaring pasar yang tepat,” ucapnya. Ia menegaskan bahwa hal tersebut akan dibangun bersama Kota Yogyakarta dan kabupaten sekitarnya.
Kerja sama ini akan diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan desain batik khas PPU, promosi produk-produk unggulan UMKM lokal, hingga pertukaran ilmu antar-pelaku usaha kedua daerah.
Tak hanya itu, PPU juga akan mengeksplorasi potensi sumber daya daerah menjadi produk olahan maupun oleh-oleh khas untuk memperkuat identitas ekonomi lokal.
“Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara komitmen memberikan dukungan kepada pelaku UMKM agar lebih produktif, inovatif, dan mampu menembus pasar yang lebih luas,” lanjut Waris.
Ia juga menekankan bahwa kolaborasi lintas wilayah menjadi fondasi penting untuk membangun ekosistem usaha yang lebih tangguh dan berdaya saing di tengah tantangan global.
“Sinergi antar daerah menjadi kunci dalam memperkuat daya saing produk lokal dan memajukan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan,” pungkasnya.