SuaraKaltim.id - Sejak resmi beroperasi pada 2023, Bank Sampah Induk (BSI) Bungas Mahakam hadir sebagai solusi inovatif dalam pengelolaan sampah di Samarinda.
Lembaga ini tak hanya menjadi simpul distribusi hasil daur ulang, tapi juga mengatasi berbagai kendala teknis yang selama ini menghambat bank sampah unit di tingkat warga.
Direktur BSI Bungas Mahakam, Iwan Harwidian Maharisma, menyampaikan bahwa kehadiran pihaknya berangkat dari persoalan riil yang dihadapi masyarakat dalam mengelola sampah bernilai jual.
Hal itu disampaikan Iwan saat berada di Samarinda, Minggu, 27 Juli 2025.
Baca Juga:Koperasi Sekolah Diaudit, Pemkot Rancang Aturan Baru Harga Perlengkapan Siswa
"Sebelum BSI berdiri, bank sampah unit menghadapi tantangan besar seperti masalah transportasi untuk menjual sampah terkumpul, keterbatasan lahan untuk penampungan, serta ketidakpastian harga jual sampah yang fluktuatif," ujar Iwan, disadur dari ANTARA, Senin, 28 Juli 2025.
Dengan dukungan kebijakan melalui SK Wali Kota Samarinda, BSI Bungas Mahakam menawarkan pendekatan sistematis.
Salah satu fitur utamanya adalah layanan penjemputan langsung ke lokasi bank sampah unit.
Langkah ini dinilai efektif dalam mengatasi hambatan operasional seperti keterbatasan armada dan ruang penyimpanan.
Untuk menjawab soal kepastian nilai ekonomi, BSI juga menetapkan katalog harga tetap bagi 23 jenis sampah yang diterima.
Baca Juga:Seragam Terlalu Mahal? Ini Langkah Disdikbud Samarinda Kendalikan Harga
Sampah yang dimaksud mencakup aneka plastik, kertas, kardus, logam, hingga limbah rumah tangga seperti minyak jelantah.
"Harga sampah bervariasi tergantung jenis dan kualitasnya. Sebagai contoh, plastik bisa dihargai antara Rp4.000 hingga Rp4.500 per kilogram, sementara logam seperti aluminium bisa mencapai Rp8.500 per kilogram," jelas Iwan.
Tak hanya berhenti di urusan teknis, BSI juga membangun kapasitas masyarakat melalui program pendampingan rutin bagi pengurus bank sampah unit.
Fokusnya adalah pada peningkatan mutu pemilahan sampah sejak dari sumber, demi nilai jual yang lebih tinggi dan kontribusi pada pengurangan sampah ke TPA.
Model operasional BSI pun dirancang responsif terhadap kebutuhan nasabah.
Mereka dibagi menjadi dua kategori: reguler dan prioritas.