Tambang Lesu, IKN Muncul Jadi Penyelamat Ekonomi Kaltim

Budi Widihartanto, tetap menyampaikan optimisme bahwa momentum perbaikan akan mulai terlihat pada paruh kedua 2025.

Denada S Putri
Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:20 WIB
Tambang Lesu, IKN Muncul Jadi Penyelamat Ekonomi Kaltim
Istana Garuda di IKN. [Ist]
Baca 10 detik
  • Ekonomi Kaltim melambat pada awal 2025 akibat penurunan kinerja sektor pertambangan dan konstruksi, sehingga pertumbuhannya berada di bawah rata-rata nasional.

  • Penurunan ekspor batu bara dipicu melemahnya permintaan dari China dan India serta dampak kebijakan perdagangan Amerika Serikat, yang turut menekan aktivitas ekonomi daerah.

  • BI Kaltim tetap optimistis pemulihan ekonomi akan terjadi pada paruh kedua 2025, dengan dukungan proyek IKN dan sinergi antara pemerintah daerah, dunia usaha, serta lembaga keuangan.

SuaraKaltim.id - Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menilai tantangan perekonomian daerah pada awal 2025 masih cukup berat.

Dua sektor utama, yakni pertambangan dan konstruksi, mengalami perlambatan yang menahan laju pertumbuhan ekonomi hingga berada di bawah rata-rata nasional pada Triwulan I dan II tahun ini.

Namun, Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, tetap menyampaikan optimisme bahwa momentum perbaikan akan mulai terlihat pada paruh kedua 2025.

“Harapannya, di Triwulan III nanti Kaltim bisa kembali menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dua triwulan sebelumnya,” ujar Budi, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Kamis, 30 Oktober 2025.

Baca Juga:Bukan Ganti Guru, AI Justru Bantu Ciptakan Kelas yang Lebih Hidup

Pernyataan tersebut disampaikan Budi dalam acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kaltim yang digelar di Hotel Fugo, Samarinda, Rabu, 29 Oktober 2025.

Kegiatan ini mengusung tema “Menyelaraskan Prospek Ekonomi, Kapasitas Fiskal, dan Rencana Pembangunan Daerah” dan dihadiri oleh perwakilan instansi vertikal, OPD, perbankan, serta akademisi se-Kaltim.

Budi menargetkan pertumbuhan ekonomi Kaltim sepanjang 2025 tetap dapat berada di atas 5 persen, meskipun berbagai faktor global dan domestik menekan aktivitas ekonomi.

“Tahun ini memang penuh tantangan. Ada penurunan aktivitas di sektor konstruksi, kemudian di komoditas utama kita, yakni tambang. Selain itu, adanya pergeseran anggaran akibat penyelenggaraan Pilkada juga berdampak pada lambatnya realisasi pembangunan,” jelasnya.

Menurutnya, tekanan paling besar berasal dari penurunan kinerja pertambangan batu bara yang terdampak oleh kebijakan perdagangan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara, termasuk China.

Baca Juga:CEK FAKTA: Benarkah Ada Pendaftaran Program Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan Rp 20 Triliun?

“Selain China, penurunan permintaan juga terjadi dari India, sehingga ekspor batu bara Kaltim ikut tertekan,” tambah Budi.

Perlambatan di sektor tambang dan konstruksi tersebut berimbas langsung terhadap kinerja ekonomi daerah.

Jika pada tahun sebelumnya Kaltim sempat tumbuh di atas 6 persen karena dorongan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan tingginya harga batu bara, kini pertumbuhan di awal 2025 mengalami moderasi yang cukup nyata.

“Sekarang kita turun karena tambang dan konstruksi sama-sama melemah. Itu yang membuat pertumbuhan kita di awal tahun ini lebih rendah dibandingkan nasional,” tegasnya.

Meski begitu, BI Kaltim menilai fondasi ekonomi daerah masih kuat untuk kembali pulih.

Dengan kerja sama erat antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan lembaga keuangan, Budi optimistis pergerakan ekonomi Kaltim akan kembali menguat di Triwulan III dan IV.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini