Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Yunus
Senin, 29 Januari 2024 | 15:33 WIB
Villa Annie yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso Samarinda [Suara.com/Antara]

Pada awal pemerintahan Abdoel Moeis Hasan, Gubernur Kalimantan Timur periode 1962-1966, Unmul didatangi Abdul Samad bersama membawa rekannnya Ence Shamad terkait pengembangan pendidikan Kaltim. Mereka memikirkan kenapa anak-anak Kaltim kuliah harus ke luar Pulau Kalimantan, seperti Jawa dan Sulawesi.

Mereka kemudian diarahkan Abdoel Moeis Hasan bertemu Dorinawatie untuk mendiskusikan pendirian perguruan tinggi pertama Kalimantan Timur, yang belakangan dibentuk yayasan yang mengurusi itu.

Tanah yang dimiliki seorang Tionghoa yang kebetulan akan berpindah rumah, berlokasi di Jalan Flores Samarinda dibeli Anwar Lo Beng Long. Dorinawatie lantas menyumbangkannya untuk kampus pertama, cikal bakal berdirinya Unmul.

Lahan rumah panggung di Jalan Flores Samarinda kini menjadi kampus Fakultas Ilmu Budaya dan Balai Bahasa Kalimantan Timur.

Baca Juga: TNI Kerahkan Alustsista dan Personel Distribusi Logistik Pemilu 2024

Dorinawatie merupakan sosok perempuan yang aktif dalam pergerakan ekonomi, pendidikan, dan sosial masyarakat di Kalimantan Timur. Ia dan adiknya, Elly, adalah sahabat dari para tokoh pergerakan perempuan Indonesia seperti Aminah Syukur, Moegni Brotoadiasikusumo, E Samad, Riffadin, dan Djumantan Anang Hasyim.

Merekalah yang mendirikan Sekolah TK Dharma Bahagia, beberapa sekolah rakyat di Tenggarong dan Samarinda, juga SD/SMP Muhammadiyah Samarinda, SMP1/SMA1/SMEA Negeri Samarinda, dan Universitas Mulawarman. Dorinawatie juga ikut mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) di Kalimantan Timur, membantu pendirian beberapa langgar, rumah sakit Islam, pemugaran asrama perawat, dan gereja.

Ronald Lolang, anak bungsu dari Lo Beng Long, mendiami dan melanjutkan merawat Villa Annie. Ronald Lolang merupakan pengusaha dan pemerhati lingkungan, juga pecinta seni. Ia pemilik Bioskop Mahakama yang sohor di era 1980-an, dan merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1960-an.

Anwar Lo Beng Long dan Dorinawatie Helena Louise adalah pasangan suami istri yang menginspirasi. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan suku dan agama bukanlah penghalang untuk bekerja sama dan membangun bangsa. Keduanya adalah pahlawan yang telah berjasa bagi Kalimantan Timur.

Hal itu karena mereka menyadari sebagai keturunan campuran serta sangat bangga dan peduli sebagai putra daerah Kalimantan Timur.

Baca Juga: Keunikan Anggrek Hitam, Tanaman Langka yang Jadi Maskot Flora Kalimantan Timur

Rumah kuno paling orisinal di Samarinda

Load More