Pada awal pemerintahan Abdoel Moeis Hasan, Gubernur Kalimantan Timur periode 1962-1966, Unmul didatangi Abdul Samad bersama membawa rekannnya Ence Shamad terkait pengembangan pendidikan Kaltim. Mereka memikirkan kenapa anak-anak Kaltim kuliah harus ke luar Pulau Kalimantan, seperti Jawa dan Sulawesi.
Mereka kemudian diarahkan Abdoel Moeis Hasan bertemu Dorinawatie untuk mendiskusikan pendirian perguruan tinggi pertama Kalimantan Timur, yang belakangan dibentuk yayasan yang mengurusi itu.
Tanah yang dimiliki seorang Tionghoa yang kebetulan akan berpindah rumah, berlokasi di Jalan Flores Samarinda dibeli Anwar Lo Beng Long. Dorinawatie lantas menyumbangkannya untuk kampus pertama, cikal bakal berdirinya Unmul.
Lahan rumah panggung di Jalan Flores Samarinda kini menjadi kampus Fakultas Ilmu Budaya dan Balai Bahasa Kalimantan Timur.
Baca Juga: TNI Kerahkan Alustsista dan Personel Distribusi Logistik Pemilu 2024
Dorinawatie merupakan sosok perempuan yang aktif dalam pergerakan ekonomi, pendidikan, dan sosial masyarakat di Kalimantan Timur. Ia dan adiknya, Elly, adalah sahabat dari para tokoh pergerakan perempuan Indonesia seperti Aminah Syukur, Moegni Brotoadiasikusumo, E Samad, Riffadin, dan Djumantan Anang Hasyim.
Merekalah yang mendirikan Sekolah TK Dharma Bahagia, beberapa sekolah rakyat di Tenggarong dan Samarinda, juga SD/SMP Muhammadiyah Samarinda, SMP1/SMA1/SMEA Negeri Samarinda, dan Universitas Mulawarman. Dorinawatie juga ikut mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) di Kalimantan Timur, membantu pendirian beberapa langgar, rumah sakit Islam, pemugaran asrama perawat, dan gereja.
Ronald Lolang, anak bungsu dari Lo Beng Long, mendiami dan melanjutkan merawat Villa Annie. Ronald Lolang merupakan pengusaha dan pemerhati lingkungan, juga pecinta seni. Ia pemilik Bioskop Mahakama yang sohor di era 1980-an, dan merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 1960-an.
Anwar Lo Beng Long dan Dorinawatie Helena Louise adalah pasangan suami istri yang menginspirasi. Mereka menunjukkan bahwa perbedaan suku dan agama bukanlah penghalang untuk bekerja sama dan membangun bangsa. Keduanya adalah pahlawan yang telah berjasa bagi Kalimantan Timur.
Hal itu karena mereka menyadari sebagai keturunan campuran serta sangat bangga dan peduli sebagai putra daerah Kalimantan Timur.
Baca Juga: Keunikan Anggrek Hitam, Tanaman Langka yang Jadi Maskot Flora Kalimantan Timur
Rumah kuno paling orisinal di Samarinda
Berita Terkait
-
Tol di Sumatera, Kalimantan, dan Bali Dipadati Kendaraan! Ini Pemicunya
-
Ulasan Buku Seni Mengelola Waktu: Pentingnya Perencanaan Waktu yang Cermat
-
Ulasan Buku Semua Orang Harus Berubah: Langkah Kecil Menuju Perbuhan Besar
-
Dari Gaya Hangout ke Formal Style, 4 Ide Outfit ala IU Ini Wajib Dicoba!
-
Berbagi di Ramadan: Satu Kebaikan Bisa Menginspirasi Banyak Orang
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Dari Warung Kecil hingga Jutaan Rupiah, Berikut Kisah Sukses Warung Bu Sum Berkat Bantuan BRI
-
Adaptif di Era IKN, UMKM PPU Diminta Melek Digital
-
Gakkum KLHK Usut Kasus Hit and Run Penambangan Ilegal di Hutan Pendidikan Unmul
-
Warga Ngeluh BBM Bermasalah, Pengamat Unmul Bongkar Dugaan Kebocoran Sistem
-
BBM Bermasalah, Pertamina Janji Buka Bengkel Gratis di 10 Daerah Kaltim