SuaraKaltim.id - Suku Dayak yang mendiami Pulau Kalimantan merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki tingkat gotong-royong cukup tinggi.
Adapun, sejarah masyarakat suku Dayak yang solid ini di latar belakangi oleh adanya tradisi adat istiadat mereka yang masih terus dilestarikan.
Selain itu, masyarakat suku Dayak pun sudah sejak lama hidup dengan menunjukkan bahwa antara sesamanya ini terjalin ikatan untuk saling membantu satu sama lain, serta ingin meneruskan hidup bersama dalam satu masyarakat.
Kerja sama yang baik antar anggota suku Dayak di masyarakat ini merupakan suatu kehidupan yang rukun dan damai serta saling lindung-melindungi dalam segala kesulitan.
Baca Juga: Kondisi Geografis Suku Dayak Bahau, Dari Penyebaran Suku Hingga Mata Pencahariannya
Kenyataan sudah jelas, bahwa di antara mereka tersebut sudah ada semangat gotong-royong yang walaupun penggunaannya hanya bersifat di lingkungan mereka saja.
Semangat gotong-royong dan rasa kesatuan yang terdapat pada mereka, juga merupakan semangat gotong-royong serta rasa kesatuan dan persatuan masyarakat suku-suku ini dapat dilihat waktu mereka sedang melaksanakan :
1. Menanam padi
Pada waktu mereka menanam padi, sangat diperlukan sekali tenaga para anggota masyarakat.
Hal itu dilakukan agar supaya padi tersebut dapat sekaligus ditanam dan upacara adatnya dapat segera dilaksanakan.
Baca Juga: Ada Bangsawan dan Rakyat Biasa, Begini Pembagian Kasta Masyarakat Dayak Tunjung di Masa Lalu
Dengan terdapatnya persoalan adat dan rasa kesatuan dan persatuan itulah, biasanya mereka datang membantu tanpa ada suatu paksaan dari pihak yang berkepentingan.
Persoalan ini mereka sebut dengan istilah "berharian", yaitu menyelesaikan suatu pekerjaan bersama-sama demi kepentingan anggota masyarakat dan kepentingan adat yang berlaku dalam melaksanakan hidup bersama.
2. Kematian
Jika ada orang yang meninggal dunia, bunyilah gong dengan irama tersendiri, yang menunjukkan bahwa salah satu keluarga mendapat kesusahan atau kematian.
Irama gong yang berbunyi itu sekaligus mengingatkan mereka akan tugas yang akan dibebankan oleh adat kepada mereka untuk membantu dan melaksanakan adat kematian.
Contohnya tugas-tugas itu adalah ada anggota masyarakat yang memberi beras, bersama-sama membuat lungun atau peti mati, dan sebagainya.
3. Erau adat
Dalam melaksanakan erau adat, tampaklah dalam masyarakat suku-suku ini suatu kerja sama yang baik antara Kepala Adat dan anggota masyarakat.
Hal ini tampak jelas dalam perbuatan pendopo erau atau tempat mengadakan sajian kepada para dewa dan para arwah nenek-moyang atas kematian ketaatan terhadap adat dan rasa kesatuan untuk menjunjung tinggi para arwah dan nenek moyang mereka.
Kontributor : Maliana
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
Terkini
-
10 Desain Dapur Cantik Sederhana di Rumah Kampung, Estetik dan Fungsional!
-
Akhir Pekan Klaim 5 Saldo Dana Kaget Ratusan Ribu, Jangan Sampai Terlewat!
-
8 Desain Rumah 6x8 Keren Biaya Murah, Cocok untuk Keluarga Muda!
-
Klaim Mudah! Panduan + 10 Link DANA Kaget Langsung Cair
-
5 Desain Kamar Mandi Anak Paling Ceria dan Aman, Bikin Si Kecil Betah Berlama-lama!