SuaraKaltim.id - Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) sedang menjadi perhatian publik saat ini. Pasalnya, kabupaten termuda di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut sedang dilanda banjir besar.
Melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, tagar #PrayForMahulu kian ramai di media sosial. Dilaporkan bahwa ketinggian air mencapai 4 meter hingga membuat aktivitas masyarakat lumpuh total. Bantuan dan doa terus mengalir untuk penanganan banjir di Mahakam Ulu, kabupaten yang berbatasan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sejarah Kabupaten Mahakam Ulu
Dilansir laman Prokopim Mahakam Ulu, Mahakam Ulu merupakan kabupaten termuda di Provinsi Kalimantan Timur yang dibentuk pada 20 Mei 2013 berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2013.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Ujoh Bilang. Mahakam Ulu memiliki luas wilayah 15.315 km² dengan populasi mencapai 35.010 jiwa pada 2021. Kecamatan Long Bagun adalah yang terpadat, sementara Kecamatan Laham memiliki penduduk paling sedikit.
Dari Kesultanan Kutai Hingga Kabupaten Modern
Dilansir Wikipedia, wilayah Mahakam Ulu memiliki sejarah panjang sebagai bagian dari Kesultanan Kutai Kartanegara. Pada masa kolonial Belanda, wilayah ini diatur sebagai Hulu Mahakam dengan pusat di Long Iram dan Vierkante Pall dengan pusat di Samarinda.
Setelah kemerdekaan, wilayah ini menjadi bagian dari Kabupaten Kutai Barat hingga akhirnya ditetapkan sebagai kabupaten sendiri pada 2013.
Wilayah Administratif Mahakam Ulu
Baca Juga: BPBD Kaltim Salurkan Bantuan dan Evakuasi Korban Banjir Parah di Mahakam Ulu
Kabupaten Mahakam Ulu terdiri dari lima kecamatan yakni Long Bagun, Long Hubung, Long Pahangai, Long Apari, dan Laham. Kabupaten ini memiliki 50 kampung, dengan Long Pahangai memiliki jumlah kampung terbanyak.
Pembangunan infrastruktur di Mahakam Ulu berjalan lambat, baru memiliki jalan beraspal pada tahun 2018 dengan panjang 300 meter dari target 145 kilometer.
Komoditas dan Ekonomi Lokal
Mahakam Ulu dikenal dengan sektor perkebunan, terutama kelapa sawit yang menjadi komoditi utama. Pada 2019, luas lahan kelapa sawit mencapai 21.740 hektar dengan produksi sebesar 127.110 ton yang melibatkan 3.260 petani.
Selain kelapa sawit, komoditas lain seperti karet, kakao, kelapa dalam, lada, dan tebu juga dihasilkan di wilayah ini.
Festival Hudoq Cross Border dan Kekayaan Budaya
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dishub Permanenkan Jalur Satu Arah di Jalan Abul Hasan Samarinda
-
BGN Akui Mahakam Ulu Masih Jadi 'Blank Spot' MBG di Kaltim
-
Pemerintah Pusat Suntik Rp 100 Miliar untuk Perkuat Infrastruktur Sekitar IKN
-
Lahan 5.298 Meter Persegi Jadi Sengketa, Masa Depan RSHD Samarinda Tak Jelas
-
7.904 Mahasiswa Kaltim Terima Bantuan Gratispol Tahap Pertama