SuaraKaltim.id - Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor mengungkapkan, wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), termasuk Samarinda, saat ini berada dalam periode musim hujan.
Hal itu disampaikan Riza, Selasa (17/12/2024) kemarin. Ia mengatakan, pola cuaca ini termasuk normal untuk periode musim tersebut.
“Saat ini, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang kadang disertai angin kencang, masih perlu diwaspadai hingga beberapa minggu ke depan, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru),” jelas Riza, dikutip dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Rabu (18/12/2024).
Fenomena ini dipengaruhi oleh aktifnya angin monsun Asia yang membawa uap air, serta intensitas La Niña lemah yang berkontribusi pada tingginya curah hujan.
Baca Juga: Kekacauan Proyek Galian Pipa di Samarinda: Warga Tuntut Kejelasan Jadwal
Ia menambahkan, meskipun La Niña dalam intensitas lemah, dampaknya diperkirakan bertahan hingga Maret-April 2024. Hal ini menyebabkan kondisi cuaca menjadi tak menentu.
Riza menyampaikan, masyarakat Samarinda perlu mewaspadai potensi genangan, banjir, hingga longsor di beberapa wilayah.
“Kondisi ini sering kali bervariasi. Misalnya, wilayah Tenggarong bisa hujan lebat, sementara Samarinda justru cerah. Ini karakteristik cuaca di Kalimantan Timur yang bisa berbeda dalam jarak dekat,” tambahnya.
BMKG Samarinda terus memantau perubahan cuaca secara real-time menggunakan perangkat satelit dan sistem pemantauan 24/7. Informasi terkini dapat diakses melalui aplikasi Info BMKG, media sosial Instagram BMKG Samarinda, atau situs resmi BMKG di bmkg.go.id.
Menurut Riza, puncak musim hujan di Kalimantan Timur umumnya terjadi pada Desember hingga Januari, meskipun beberapa daerah memiliki variasi waktu. Untuk itu, masyarakat diminta terus memperbarui informasi cuaca agar dapat mengantisipasi dampaknya.
Baca Juga: Lahan Kosong di Samarinda Jadi Tempat Dugaan Aktivitas Ilegal, Jarum Suntik Ditemukan
“Mari tetap waspada, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir atau longsor. Jangan ragu untuk memanfaatkan layanan informasi BMKG,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Cegah Banjir Besar 2020 Terulang di Jakarta, Teguh Mau Modifikasi Cuaca: Bukannya Lari dari Takdir Tuhan
-
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan
-
Viral Gegara Bentak Warga 'Siapa Kamu', Kekayaan dan Isi Garasi Kombes Pol Jonner Samosir Dikuliti: Tak Punya Rumah?
-
Motif Keji di Balik Polisi Tembak Mati Warga di Kalteng, Diduga karena Ingin Beli Sabu
-
Sadis! Nyabu Dulu Sebelum Tembak Mati Korban yang Dirampok, Hinca Demokrat Curiga Brigadir AKS Terlibat Gembong Narkoba
Terpopuler
- Gus Miftah Malu Lihat Ceramah Ustaz Maulana di TV: Gak Pantas Dakwah Pecicilan!
- Akhirnya Menang Lawan Timnas Indonesia, Kiper Vietnam: Bukan Skuad Terkuat, Fisik Mereka...
- Shin Tae-yong: Elkan Baggott Bisa Jadi Tumpuan Pertahanan Kami
- Staf Gibran Gusur Jemaah Lain di Masjid Demi Wapres Salat di Saf Depan, Buya Yahya: Haram!
- Gibran Diteriaki Fufufafa saat Datangi Lokasi Kebakaran, Auto Kena Tegur Aparat
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 8 Jutaan dari Berbagai Merek, Terbaik Desember 2024
-
Dituntut 12 Tahun Bui, Harvey Moeis ke Sandra Dewi: Titip Anak-anak, Papa Bukan Koruptor
-
Pertumbuhan Ekonomi 2025 Terancam Stagnasi, Kebijakan Pajak Prabowo Jadi Kendala Utama
-
Satu Bulan Tanpa Kepastian, KMS Kembali Gelar Aksi untuk Kasus Pembunuhan Brutal di Paser
-
Salahkan Media, Natalius Pigai Ngaku Tak Tahu Soal Konflik Tambang dan Masyarakat Adat di Paser: Gimana Kita Bisa Tahu?
Terkini
-
Satu Bulan Tanpa Kepastian, KMS Kembali Gelar Aksi untuk Kasus Pembunuhan Brutal di Paser
-
Salahkan Media, Natalius Pigai Ngaku Tak Tahu Soal Konflik Tambang dan Masyarakat Adat di Paser: Gimana Kita Bisa Tahu?
-
IKN Tunggu Keputusan Presiden: Jakarta Masih Jadi Ibu Kota Sementara
-
Musim Hujan Normal, Tapi Berisiko: BMKG Samarinda Imbau Warga Tetap Siaga
-
149 Jiwa di Bontang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan Ekstrem