"Kendati Kabupaten Penajam Paser Utara status zona hijau, tetapi masih tercatat 98 kasus berada di posisi kedua tertinggi se-Kalimantan Timur," ujar Jensje.
PPU Tata Ulang Perpustakaan Desa, Siapkan Ekosistem Literasi untuk IKN
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), mendorong desa-desa untuk memanfaatkan alokasi dana desa dalam mengembangkan fasilitas perpustakaan, demi memperkuat budaya literasi di masyarakat akar rumput.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) PPU, Muhammad Yusuf Basra, menyampaikan bahwa hampir seluruh desa dan kelurahan di wilayah itu telah memiliki perpustakaan, dan kini difokuskan pada peningkatan kualitas layanan.
Hal itu ia sampaikan saat berada di PPU, Minggu, 8 Juni 2025.
"Dari 30 desa dan 24 kelurahan hampir semua memiliki perpustakaan," katanya, disadur dari ANTARA, Senin, 9 Juni 2025.
Dispusip PPU kini aktif mendampingi pengelolaan dan pengembangan perpustakaan di tingkat desa dan kelurahan agar mampu memenuhi syarat akreditasi nasional.
Akreditasi ini dinilai penting karena berdampak langsung pada peningkatan standar layanan, baik dalam hal pengelolaan koleksi buku maupun kenyamanan pengunjung.
Penguatan ini juga mengacu pada kerja sama strategis antara Perpustakaan Nasional dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) yang diteken tahun lalu.
Baca Juga: Di Balik Hiruk Pikuk IKN, Budidaya Rumput Laut di PPU Terus Tumbuh
"Perjanjian itu jadi acuan pemerintah desa menggunakan dana desa yang dituangkan dalam anggaran pendapatan belanja desa (APBDes) untuk program pengembangan perpustakaan desa," tambahnya.
Menurut Yusuf, Kemendes PDT telah memberi ruang kepada pemerintah desa untuk memasukkan program literasi, termasuk pengembangan taman baca masyarakat, pojok baca, dan perpustakaan desa ke dalam prioritas dana desa.
Salah satu tujuan utama program ini adalah menjadikan pengelola perpustakaan desa/kelurahan lebih profesional.
Saat ini, sebanyak 41 perpustakaan desa/kelurahan telah dibina dan para pengelolanya diberi kesempatan magang sebagai bekal menuju sertifikasi pustakawan di daerah yang sebagiannya menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN) itu.
"Kami ingin pengelola perpustakaan desa/kelurahan menjadi pustakawan miliki sertifikasi, dan dua perpustakaan desa/kelurahan sudah terakreditasi," pungkas Yusuf.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
Terkini
-
Kualitas Hunian di Sekitar IKN Ditingkatkan, 382 RTLH di PPU Direvitalisasi
-
Pemkot Bontang Tindak Tegas ASN Bolos, TPP dan Gaji Siap Dipotong
-
Rp 16,8 Miliar Disiapkan Pemprov Kaltim untuk Pemerataan Tenaga Dokter Spesialis di IGD
-
Tambang Lesu, IKN Muncul Jadi Penyelamat Ekonomi Kaltim
-
Hidran Tak Aktif, Sprinkler Mati: DPRD Kritik Keamanan Hotel Bumi Senyiur